SENYUM.
Bila anda ingin dicintai orang lain tanpa harus mengeluarkan biaya, pasanglah wajah ceria di hadapan mereka,niscaya mereka mencintai anda. Jumpailah mereka dengan senyuman manis, niscaya mereka merasa akrab dengan anda.
Senyum, sungguh merupakan kunci paling jitu untuk mebuka pintu banyak hati. Senyum adalah merekahnya mulut, tanpa suara dan biasanya di lakukan karena gembira.
Senyum adalah satu tindakan yang paling disukai Nabi. Bahkan senyum juga merupakan salah satu hal yang diwasiatkan oleh beliau angkat setara dengan sedekah. Diriwayatkan dari Abu Dzar. Memeng Rosulloh kadang-kadang sering tertawa, tetapi banyak tertawa bukan kebiasaan beliau. Sebaliknya,beliau orang yang bersikap tenang berwibawa, sebagaimana digambarkan oleh Jabir bin Samuroh, ia berkata “Nabi adalah seorang yang banyak diam dan sedikit tertawa”. Juga diriwayatkan dari ‘Abdulloh bin Harist bin Jaz’, ia berkata “Sesungguhnya tawa Nabi berupa Senyuman”.
Saudaraku ketahuilah banyak tertawa itu tercela, karena bisa menghilangkan wibawa,bahkan juga mematikan hati. Diriwayatkan dari Abu Huroiroh.
SUMBER: BUKU TIPS MERAIH CINTA“ ABU ABDILLAH FAISHOL AL-HASYIDI”
Minggu, 09 Januari 2011
Kamis, 06 Januari 2011
PERSAHABATAN
APA SIH ARTI PERSAHABATAN????
klo menurut aku arti PERSAHABATAN itu buat kesusahan.
mengapa demikian??
karena persahabatan tidak akan bermakna kalau persahabatan itu hanya di liputi oleh kesenangan saja. contohnya saja gini...
di waktu itu aku sama teman- teman yang lainnya selalu kemana-mana bersama hunting-hunting apapun selalu bersama.kita bersama kesini kemari.
dan itu berlangsung cukup lama tetapi itu hanya kesenangan semata saja. dan ini cerita yang paling penting buat aku, atau bisa di bilang aku jadi tahu tentang sifat teman-teman ku yang sebelumnya tidak aku ketahui. jadi gini waktu itu di saat aku mengalami suatu problem dan problem itu di buat karena teman - teman ku juga, jadi waktu ada berita di suatu tempat(aku tidak dapat meyebutkan lokasinya)teman- teman aku tahu berita tersebut tetapi mereka tidak mengabarkanya kepadaku hingga saatnya aku mendapat masalah di tempat itu.
langsung aku bertanya di hati ku sendiri.. apa ini yang dinamakan persahabatan??
namum waktu terus berjalan aku tahu sifat mereka semua. tetapi aku tidak akan membenci mereka dan aku tetap akan bersama mereka namun tidak akan seperti dulu kedekatan aku dengan mereka.
aku tetap akan sayang sama kalian..
klo menurut aku arti PERSAHABATAN itu buat kesusahan.
mengapa demikian??
karena persahabatan tidak akan bermakna kalau persahabatan itu hanya di liputi oleh kesenangan saja. contohnya saja gini...
di waktu itu aku sama teman- teman yang lainnya selalu kemana-mana bersama hunting-hunting apapun selalu bersama.kita bersama kesini kemari.
dan itu berlangsung cukup lama tetapi itu hanya kesenangan semata saja. dan ini cerita yang paling penting buat aku, atau bisa di bilang aku jadi tahu tentang sifat teman-teman ku yang sebelumnya tidak aku ketahui. jadi gini waktu itu di saat aku mengalami suatu problem dan problem itu di buat karena teman - teman ku juga, jadi waktu ada berita di suatu tempat(aku tidak dapat meyebutkan lokasinya)teman- teman aku tahu berita tersebut tetapi mereka tidak mengabarkanya kepadaku hingga saatnya aku mendapat masalah di tempat itu.
langsung aku bertanya di hati ku sendiri.. apa ini yang dinamakan persahabatan??
namum waktu terus berjalan aku tahu sifat mereka semua. tetapi aku tidak akan membenci mereka dan aku tetap akan bersama mereka namun tidak akan seperti dulu kedekatan aku dengan mereka.
aku tetap akan sayang sama kalian..
Sabtu, 01 Januari 2011
Aplikasi Motivasi dalam Kehidupan
aplikasi motivasi dalam kehidupan
Bab 1
pendahuluan
Salah satu rintangan yang selalu dihadapi seorang pemimpin adalah bagaimana caranya seorang pemimpin agar bias mendidik anggotanya supaya selalu memberikan yang terbaik untuk kepentingan organisasinya. Untuk itu, seorang pemimpin harus selalu memberikan semangat, motivasi, kesadaran, dan kesungguhan dari karyawan agar tetep memberikan hasil yang terbaik untuk organisasinya. Dengan kata lain, tantangan yang terberat yang dihadapi oleh organisasi adalah menumbuhkan motivasi karyawat agar dapat tumbuh dan terbina dengan baik. Ada juga yang dalam manajemen terdapat fungsi-fungsi manajemen yang terkait erat di dalamnya antara lain :
Fungsi Perencanaan / Planning
Fungsi perencanaan adalah suatu kegiatan membuat tujuan perusahaan dan diikuti dengan membuat berbagai rencana untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan tersebut.
2. Fungsi Pengorganisasian / Organizing
Fungsi perngorganisasian adalah suatu kegiatan pengaturan pada sumber daya manusia dan sumberdaya fisik lain yang dimiliki perusahaan untuk menjalankan rencana yang telah ditetapkan serta menggapai tujuan perusahaan.
3. Fungsi Pengarahan / Directing / Leading
Fungsi pengarahan adalah suatu fungsi kepemimpinan manajer untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi kerja secara maksimal serta menciptakan lingkungan kerja yang sehat, dinamis, dan lain sebagainya.
4. Fungsi Pengendalian / Controling
Fungsi pengendalian adalah suatu aktivitas menilai kinerja berdasarkan standar yang telah dibuat untuk kemudian dibuat perubahan atau perbaikan jika diperlukan.
Bab 2
ISI
Istilah motivasi sendiri, secara taksonomi berasal dari kata latin “movere” yang artinya bergerak. Adapun beberapa definisi tentang motivasi dapat dikemukakan dsebagai berikut :
1. Motivasi adalah proses pengembangan dan pengarahan perilaku atau kelompok, agar individu atau kelompok itu menghasilkan keluaran (output) yang diharapkan, sesuai dengan sasaran atau tujuan yang ingin dicapai organisasi.
2. Motivasi adalah daya pendorong yang mengakibatkan seorang anggota organisasi mau dan rela untuk mengerahkan kemampuan, dalam bentuk keahlian atau keterampilan, tenaga dan waktunya untuk menyelenggarakan berbagai kegiatan yang menjadi tanggungjawabnya dan menunaikan kewajibannya, dalam rangka pencapaian tujuan dan berbagai sasaran organisasi yang telah ditentukan sebelumnya .
3motivation has to do with a set of independent / dependent
variable relationship that explain the direction, and persistence of individual’s behavior, holding constant the effects of attitude, skill, and understanding of the task, and the constraints operating in the environment.
4.motivation primarily corcerned with : 1) what energizes human
behavior, 2) what direct or channels such behavior, and 3) how this
behavior is maintained or sustained.
Motivasi adalah suatu dorongan yang timbul dari dalam diri seseorang.hingga dia melakukan suatu tindakan.
Berbagai istilah digunakan untuk menyebut kata ‘motivasi’ (motivation) atau motif, antara lain kebutuhan (need), desakan (urge), keinginan (wish), dan dorongan (drive). Dalam hal ini, akan digunakan istilah motivasi yang diartikan sebagai keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai tujuan
Motivasi menunjuk kepada sebab, arah, dan persistensi perilaku. Kita bicara mengenai penyebab suatu perilaku ketika kita bertanya tentang mengapa seseorang melakukan sesuatu. Kita bicara mengenai arah perilaku seseorang ketika kita menanyakan mengapa ia lakukan suatu hal tertentu yang mereka lakukan. Kita bicara tentang persistensi ketika kita bertanya keheranan mengapa ia tetap melakukan hal itu (Berry, 1997).
Pada organisasi pemuda di perlukan motivasi agar semangat para anggota tetap dalam jalan yang benar hingga tujuan organisasi tersebut tercapai hendaknya.
Bab 3
Kesimpulan
Motivasi sangat berperan penting dalam organisasi maupun individual karena dengan motivasi maka suatu kelompok atau individu dapat bekerja sesuai yang diharapkan agar mencapai tujuan yang diinginkan.
Bab 4
Daftar Pustaka
http://www.google.co.id
(Ensiklopedi Manajemen, Ekonomi dan Bisnis, 1993 : 432-433).
(Siagian, 1986 : 132).
(Campbell and Pritchard dalam Steers and Porter, 1991 : 5)
(Steers and Porter, 1991 : 6)
Bab 1
pendahuluan
Salah satu rintangan yang selalu dihadapi seorang pemimpin adalah bagaimana caranya seorang pemimpin agar bias mendidik anggotanya supaya selalu memberikan yang terbaik untuk kepentingan organisasinya. Untuk itu, seorang pemimpin harus selalu memberikan semangat, motivasi, kesadaran, dan kesungguhan dari karyawan agar tetep memberikan hasil yang terbaik untuk organisasinya. Dengan kata lain, tantangan yang terberat yang dihadapi oleh organisasi adalah menumbuhkan motivasi karyawat agar dapat tumbuh dan terbina dengan baik. Ada juga yang dalam manajemen terdapat fungsi-fungsi manajemen yang terkait erat di dalamnya antara lain :
Fungsi Perencanaan / Planning
Fungsi perencanaan adalah suatu kegiatan membuat tujuan perusahaan dan diikuti dengan membuat berbagai rencana untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan tersebut.
2. Fungsi Pengorganisasian / Organizing
Fungsi perngorganisasian adalah suatu kegiatan pengaturan pada sumber daya manusia dan sumberdaya fisik lain yang dimiliki perusahaan untuk menjalankan rencana yang telah ditetapkan serta menggapai tujuan perusahaan.
3. Fungsi Pengarahan / Directing / Leading
Fungsi pengarahan adalah suatu fungsi kepemimpinan manajer untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi kerja secara maksimal serta menciptakan lingkungan kerja yang sehat, dinamis, dan lain sebagainya.
4. Fungsi Pengendalian / Controling
Fungsi pengendalian adalah suatu aktivitas menilai kinerja berdasarkan standar yang telah dibuat untuk kemudian dibuat perubahan atau perbaikan jika diperlukan.
Bab 2
ISI
Istilah motivasi sendiri, secara taksonomi berasal dari kata latin “movere” yang artinya bergerak. Adapun beberapa definisi tentang motivasi dapat dikemukakan dsebagai berikut :
1. Motivasi adalah proses pengembangan dan pengarahan perilaku atau kelompok, agar individu atau kelompok itu menghasilkan keluaran (output) yang diharapkan, sesuai dengan sasaran atau tujuan yang ingin dicapai organisasi.
2. Motivasi adalah daya pendorong yang mengakibatkan seorang anggota organisasi mau dan rela untuk mengerahkan kemampuan, dalam bentuk keahlian atau keterampilan, tenaga dan waktunya untuk menyelenggarakan berbagai kegiatan yang menjadi tanggungjawabnya dan menunaikan kewajibannya, dalam rangka pencapaian tujuan dan berbagai sasaran organisasi yang telah ditentukan sebelumnya .
3motivation has to do with a set of independent / dependent
variable relationship that explain the direction, and persistence of individual’s behavior, holding constant the effects of attitude, skill, and understanding of the task, and the constraints operating in the environment.
4.motivation primarily corcerned with : 1) what energizes human
behavior, 2) what direct or channels such behavior, and 3) how this
behavior is maintained or sustained.
Motivasi adalah suatu dorongan yang timbul dari dalam diri seseorang.hingga dia melakukan suatu tindakan.
Berbagai istilah digunakan untuk menyebut kata ‘motivasi’ (motivation) atau motif, antara lain kebutuhan (need), desakan (urge), keinginan (wish), dan dorongan (drive). Dalam hal ini, akan digunakan istilah motivasi yang diartikan sebagai keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai tujuan
Motivasi menunjuk kepada sebab, arah, dan persistensi perilaku. Kita bicara mengenai penyebab suatu perilaku ketika kita bertanya tentang mengapa seseorang melakukan sesuatu. Kita bicara mengenai arah perilaku seseorang ketika kita menanyakan mengapa ia lakukan suatu hal tertentu yang mereka lakukan. Kita bicara tentang persistensi ketika kita bertanya keheranan mengapa ia tetap melakukan hal itu (Berry, 1997).
Pada organisasi pemuda di perlukan motivasi agar semangat para anggota tetap dalam jalan yang benar hingga tujuan organisasi tersebut tercapai hendaknya.
Bab 3
Kesimpulan
Motivasi sangat berperan penting dalam organisasi maupun individual karena dengan motivasi maka suatu kelompok atau individu dapat bekerja sesuai yang diharapkan agar mencapai tujuan yang diinginkan.
Bab 4
Daftar Pustaka
http://www.google.co.id
(Ensiklopedi Manajemen, Ekonomi dan Bisnis, 1993 : 432-433).
(Siagian, 1986 : 132).
(Campbell and Pritchard dalam Steers and Porter, 1991 : 5)
(Steers and Porter, 1991 : 6)
ORGANISASI PADA KEGIATAN KEMAHASISWAAN.
Pendahuluan
A. Arti Istilah Organisasi
1. Organisasi Menurut Stoner
Organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan orang-orang di bawah pengarahan manajer (pimpinan) untuk mengejar tujuan bersama.
2. Organisasi Menurut James D. Mooney
Organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama.
3. Organisasi Menurut Chester I. Bernard
Organisasi merupakan suatu sistem aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih.
Dewan Mahasiswa dan Majelis Mahasiswa
Dewan Mahasiswa dan Majelis Mahasiswa adalah Lembaga intra Kemahasiswaan tingkat Universitas. Dewan Mahasiswa ini sangat independen, dan merupakan kekuatan yang cukup diperhitungkan sejak Indonesia Merdeka hingga masa Orde Baru berkuasa. Ketua Dewan Mahasiswa selalu menjadi kader pemimpin nasional yang diperhitungkan pada jamannya.
Dewan Mahasiswa berfungsi sebagai lembaga eksekutif sedangkan yang menjalankan fungsi legislatifnya adalah Majelis Mahasiswa. Di Fakultas-fakultas dibentuklah Komisariat Dewan Mahasiswa (KODEMA), atau di beberapa perguruan tinggi disebut Senat Mahasiswa sedangkan untuk Unsyiah saat ini disebut Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM).
Para Ketua Umum KODEMA atau Ketua Umum Senat Mahasiswa ini secara otomatis mewakili Fakultas dalam Majelis Mahasiswa. Keduanya dipilih secara langsung dalam Pemilu Badan Keluarga Mahasiswa untuk masa jabatan dua tahun. Sedangkan Ketua Umum Dewan Mahasiswa dipilih dalam sidang umum Majelis Mahasiswa.
Masa Dewan Mahasiswa dan juga Majelis Mahasiswa di Indonesia berakhir pada tahun 1978-an, ketika Pemerintah memberangus aksi kritis para mahasiswa dan Dewan Mahasiswa dibekukan. Kegiatan politik di dalam kampus juga secara resmi dilarang. Kebijakan itu dikenal dengan nama Kebijakan Normalisasi Kehidupan Kampus (NKK) dan pengganti lembaga tersebut adalah Badan Koordinasi Kemahasiswaan (BKK).
Senat Mahasiswa
Senat Mahasiswa adalah organisasi mahasiswa intra universiter yang dibentuk pada saat pemberlakuan kebijakan NKK/BKK pada tahun [1978]. Sejak 1978-1989, Senat Mahasiswa hanya ada di tingkat fakultas, sedangkan di tingkat universitas ditiadakan.
Di tingkat jurusan keilmuan dibentuk Keluarga Mahasiswa Jurusan atau Himpunan Mahasiswa Jurusan, yang berkoordinasi dengan Senat Mahasiswa dalam melakukan kegiatan intern. Pada umumnya Senat Mahasiswa dimaksudkan sebagai Lembaga Eksekutif, sedangkan fungsi legislatifnya dijalankan organ lain bernama Badan Perwakilan Mahasiswa (BPM).
Pada tahun 1990, pemerintah memperbolehkan dibentuknya Senat Mahasiswa tingkat Perguruan Tinggi, namun model student government ala Dewan Mahasiswa tidak diperbolehkan.
Senat Mahasiswa yang dimaksudkan adalah kumpulan para Ketua-Ketua Lembaga Kemahasiswaan yang ada : Ketua Umum Senat Mahasiswa Fakultas, Ketua Umum BPM dan Ketua Umum Unit Kegiatan Mahasiswa. Model seperti ini di beberapa perguruan tinggi kemudian ditolak, dan dipelopori oleh UGM, Senat Mahasiswa memakai model student government.
Senat Mahasiswa menjelma menjadi Lembaga Legislatif, termasuk di tingkat Fakultas. Lembaga Eksekutifnya adalah Badan Pelaksana Senat Mahasiswa. Belakangan nama Badan Pelaksana diganti dengan istilah yang lebih praktis : Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM). Awalnya BEM dipilih, dibentuk dan bertanggung jawab kepada Sidang Umum Senat Mahasiswa namun sekarang pengurus kedua institusi sama-sama dipilih langsung dalam suatu Pemilihan Umum.
Unit Kegiatan Mahasiswa
Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) adalah wadah aktivitas kemahasiswaan untuk mengembangkan minat, bakat dan keahlian tertentu bagi para aktivis yang ada di dalamnya. Unit Kegiatan Mahasiswa sebetulnya adalah bagian/organ/departemen dari Dewan Mahasiswa. Ketika dilakukan pembubaran Dewan Mahasiswa, departemen-departemen Dewan Mahasiswa ini kemudian berdiri sendiri-sendiri menjadi unit-unit otonom di Kampus.
Unit Kegiatan Mahasiswa terdiri dari tiga kelompok minat : Unit-unit Kegiatan Olahraga, Unit-unit Kegiatan Kesenian dan Unit Khusus (Pramuka, Resimen Mahasiswa, Pers Mahasiswa, Koperasi Mahasiswa, Unit Kerohanian dan sebagainya).
Badan Perwakilan Mahasiswa
Badan Perwakilan Mahasiswa (BPM) adalah organisasi mahasiswa Intra Universiter di Indonesia yang dibentuk pada saat pemberlakuan kebijakan NKK/BKK pada tahun 1978. Sejak 1978-1989, Badan Perwakilan Mahasiswa hanya ada di tingkat Fakultas bersama-sama dengan Senat Mahasiswa. Ada kerancuan istilah BPM dengan Senat Mahasiswa karena sama-sama berarti wakil. Hanya saja menurut aturan main, BPM dianggap berfungsi sebagai badan legislatif sedangkan Senat Mahasiswa menjalani fungsi eksekutif.
Akhirnya, karena ketidakjelasan fungsi BPM itu ketika era Senat Mahasiswa Perguruan Tinggi atau SMPT fungsi BPM digantikan Senat Mahasiswa. BPM sendiri dihapuskan. Senat Mahasiswa yang tadinya badan eksekutif berubah menjadi badan legislatif. Sedangkan badan eksekutifnya dibentuk Badan Pelaksana Senat Mahasiswa, yang lantas diubah lagi menjadi Badan Eksekutif Mahasiswa atau BEM. Istilah ini bertahan hingga saat ini.
Badan Eksekutif Mahasiswa
Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) ialah lembaga kemahasiswaan yang menjalankan organisasi serupa pemerintahan (lembaga eksekutif). Dipimpin oleh Ketua/Presiden BEM yang dipilih melalui pemilu mahasiswa setiap tahunnya. Di beberapa kampus seperti Universitas Indonesia, masih digunakan nama Senat Mahasiswa (SM).
Himpunan Mahasiswa Jurusan
Himpunan Mahasiswa Jurusan adalah organisasi mahasiswa intra kampus yang terdapat pada jurusan keilmuan dalam lingkup fakultas tertentu. Umumnya bersifat otonom dalam kaitannya dengan organisasi mahasiswa di tingkat Fakultas seperti Senat Mahasiswa dan Badan Eksekutif Mahasiswa. Kegiatan Himpunan Mahasiswa Jurusan umumnya dalam konteks keilmuan, penalaran dan pengembangan profesionalisme.
Nama lain Himpunan Mahasiswa Jurusan adalah Keluarga Mahasiswa Jurusan atau Korps Mahasiswa Jurusan. Sebagai contoh : Himpunan Mahasiswa Budi Daya Pertanian (Fakultas Pertanian), Keluarga Mahasiswa Teknik Sipil (Fakultas Teknik), Himpunan Mahasiswa Sejarah (Fakultas Ilmu Budaya), Korps Mahasiswa Komunikasi (Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik).
>Daftar Pustaka
http://abangdetak.wordpress.com/2009/10/07/definisi-organisasi/
A. Arti Istilah Organisasi
1. Organisasi Menurut Stoner
Organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan orang-orang di bawah pengarahan manajer (pimpinan) untuk mengejar tujuan bersama.
2. Organisasi Menurut James D. Mooney
Organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama.
3. Organisasi Menurut Chester I. Bernard
Organisasi merupakan suatu sistem aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih.
Dewan Mahasiswa dan Majelis Mahasiswa
Dewan Mahasiswa dan Majelis Mahasiswa adalah Lembaga intra Kemahasiswaan tingkat Universitas. Dewan Mahasiswa ini sangat independen, dan merupakan kekuatan yang cukup diperhitungkan sejak Indonesia Merdeka hingga masa Orde Baru berkuasa. Ketua Dewan Mahasiswa selalu menjadi kader pemimpin nasional yang diperhitungkan pada jamannya.
Dewan Mahasiswa berfungsi sebagai lembaga eksekutif sedangkan yang menjalankan fungsi legislatifnya adalah Majelis Mahasiswa. Di Fakultas-fakultas dibentuklah Komisariat Dewan Mahasiswa (KODEMA), atau di beberapa perguruan tinggi disebut Senat Mahasiswa sedangkan untuk Unsyiah saat ini disebut Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM).
Para Ketua Umum KODEMA atau Ketua Umum Senat Mahasiswa ini secara otomatis mewakili Fakultas dalam Majelis Mahasiswa. Keduanya dipilih secara langsung dalam Pemilu Badan Keluarga Mahasiswa untuk masa jabatan dua tahun. Sedangkan Ketua Umum Dewan Mahasiswa dipilih dalam sidang umum Majelis Mahasiswa.
Masa Dewan Mahasiswa dan juga Majelis Mahasiswa di Indonesia berakhir pada tahun 1978-an, ketika Pemerintah memberangus aksi kritis para mahasiswa dan Dewan Mahasiswa dibekukan. Kegiatan politik di dalam kampus juga secara resmi dilarang. Kebijakan itu dikenal dengan nama Kebijakan Normalisasi Kehidupan Kampus (NKK) dan pengganti lembaga tersebut adalah Badan Koordinasi Kemahasiswaan (BKK).
Senat Mahasiswa
Senat Mahasiswa adalah organisasi mahasiswa intra universiter yang dibentuk pada saat pemberlakuan kebijakan NKK/BKK pada tahun [1978]. Sejak 1978-1989, Senat Mahasiswa hanya ada di tingkat fakultas, sedangkan di tingkat universitas ditiadakan.
Di tingkat jurusan keilmuan dibentuk Keluarga Mahasiswa Jurusan atau Himpunan Mahasiswa Jurusan, yang berkoordinasi dengan Senat Mahasiswa dalam melakukan kegiatan intern. Pada umumnya Senat Mahasiswa dimaksudkan sebagai Lembaga Eksekutif, sedangkan fungsi legislatifnya dijalankan organ lain bernama Badan Perwakilan Mahasiswa (BPM).
Pada tahun 1990, pemerintah memperbolehkan dibentuknya Senat Mahasiswa tingkat Perguruan Tinggi, namun model student government ala Dewan Mahasiswa tidak diperbolehkan.
Senat Mahasiswa yang dimaksudkan adalah kumpulan para Ketua-Ketua Lembaga Kemahasiswaan yang ada : Ketua Umum Senat Mahasiswa Fakultas, Ketua Umum BPM dan Ketua Umum Unit Kegiatan Mahasiswa. Model seperti ini di beberapa perguruan tinggi kemudian ditolak, dan dipelopori oleh UGM, Senat Mahasiswa memakai model student government.
Senat Mahasiswa menjelma menjadi Lembaga Legislatif, termasuk di tingkat Fakultas. Lembaga Eksekutifnya adalah Badan Pelaksana Senat Mahasiswa. Belakangan nama Badan Pelaksana diganti dengan istilah yang lebih praktis : Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM). Awalnya BEM dipilih, dibentuk dan bertanggung jawab kepada Sidang Umum Senat Mahasiswa namun sekarang pengurus kedua institusi sama-sama dipilih langsung dalam suatu Pemilihan Umum.
Unit Kegiatan Mahasiswa
Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) adalah wadah aktivitas kemahasiswaan untuk mengembangkan minat, bakat dan keahlian tertentu bagi para aktivis yang ada di dalamnya. Unit Kegiatan Mahasiswa sebetulnya adalah bagian/organ/departemen dari Dewan Mahasiswa. Ketika dilakukan pembubaran Dewan Mahasiswa, departemen-departemen Dewan Mahasiswa ini kemudian berdiri sendiri-sendiri menjadi unit-unit otonom di Kampus.
Unit Kegiatan Mahasiswa terdiri dari tiga kelompok minat : Unit-unit Kegiatan Olahraga, Unit-unit Kegiatan Kesenian dan Unit Khusus (Pramuka, Resimen Mahasiswa, Pers Mahasiswa, Koperasi Mahasiswa, Unit Kerohanian dan sebagainya).
Badan Perwakilan Mahasiswa
Badan Perwakilan Mahasiswa (BPM) adalah organisasi mahasiswa Intra Universiter di Indonesia yang dibentuk pada saat pemberlakuan kebijakan NKK/BKK pada tahun 1978. Sejak 1978-1989, Badan Perwakilan Mahasiswa hanya ada di tingkat Fakultas bersama-sama dengan Senat Mahasiswa. Ada kerancuan istilah BPM dengan Senat Mahasiswa karena sama-sama berarti wakil. Hanya saja menurut aturan main, BPM dianggap berfungsi sebagai badan legislatif sedangkan Senat Mahasiswa menjalani fungsi eksekutif.
Akhirnya, karena ketidakjelasan fungsi BPM itu ketika era Senat Mahasiswa Perguruan Tinggi atau SMPT fungsi BPM digantikan Senat Mahasiswa. BPM sendiri dihapuskan. Senat Mahasiswa yang tadinya badan eksekutif berubah menjadi badan legislatif. Sedangkan badan eksekutifnya dibentuk Badan Pelaksana Senat Mahasiswa, yang lantas diubah lagi menjadi Badan Eksekutif Mahasiswa atau BEM. Istilah ini bertahan hingga saat ini.
Badan Eksekutif Mahasiswa
Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) ialah lembaga kemahasiswaan yang menjalankan organisasi serupa pemerintahan (lembaga eksekutif). Dipimpin oleh Ketua/Presiden BEM yang dipilih melalui pemilu mahasiswa setiap tahunnya. Di beberapa kampus seperti Universitas Indonesia, masih digunakan nama Senat Mahasiswa (SM).
Himpunan Mahasiswa Jurusan
Himpunan Mahasiswa Jurusan adalah organisasi mahasiswa intra kampus yang terdapat pada jurusan keilmuan dalam lingkup fakultas tertentu. Umumnya bersifat otonom dalam kaitannya dengan organisasi mahasiswa di tingkat Fakultas seperti Senat Mahasiswa dan Badan Eksekutif Mahasiswa. Kegiatan Himpunan Mahasiswa Jurusan umumnya dalam konteks keilmuan, penalaran dan pengembangan profesionalisme.
Nama lain Himpunan Mahasiswa Jurusan adalah Keluarga Mahasiswa Jurusan atau Korps Mahasiswa Jurusan. Sebagai contoh : Himpunan Mahasiswa Budi Daya Pertanian (Fakultas Pertanian), Keluarga Mahasiswa Teknik Sipil (Fakultas Teknik), Himpunan Mahasiswa Sejarah (Fakultas Ilmu Budaya), Korps Mahasiswa Komunikasi (Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik).
>Daftar Pustaka
http://abangdetak.wordpress.com/2009/10/07/definisi-organisasi/
Aplikasi Pengorganisasian dalam Kehidupan.
Aplikasi peroganisasian dalam kehidupan
Bab 1
PENDAHULUAN
Pengorganisasian merupakan suatu bentuk dari pengaturan suatu organisasi yang dilaksanakan oleh para angotanya untuk mencapai maksud dan tujuan kelompok atau organisasi tersebut. Berbicara tentang penggerakan pada organisasi pemuda maka tentunya akan dirasakan efek atas apa terjadi pada pergerakan organisasi pemuda dan mahasiswa yang terjadi sejak dulu hingga saat ini. Penggerakan pun masih sering kita lakukan apalagi sebagai mahasiswa. Hal ini bertujuan untuk mencapai suatu kseimbangan antar bagian organisasi.
Sebagai profesi yang muda tetapi terus berkembang, pekerjaan sosial telah mengembangkan model alternatif praktek untuk meningkatkan efektivitas para praktisi. Sejumlah pendapat telah dikemukakan dalam rangka mencari metode dan prosedur baru yang muncul dari ketidakpuasan yang dirasakan oleh para pekerja sosial tentang imej dan keahlian mereka. Pencarian untuk mencari model yang efektif juga meliputi ketidakpuasan yang muncul dari sejumlah praktisi psikososial yang kecewa terhadap kemampuan aplikatif psikologi Freudian.
Sebagaimana pelaksanaannya, analisis sistem pada pokoknya adalah suatu teknik untuk menganalisis tahapan permasalahan secara menyeluruh dan lengkap. Seperti halnya, suatu teknik organisasional dan penyidikan, dan karenanya secara potensial menyediakan suatu metode praktek bagi seluruh pekerja sosial untuk memakainya, sepantasnyalah dilakukan penelitian lanjutan. Sistem analisis ini bukan berarti akan menyelesaikan seluruh atau sebagian besar permasalahan profesi, tetapi akan membantu dalam perencanaan dan pengorganisasian suatu kasus, dan dengan demikian secara potensial akan memberikan pelayanan yang lebih baik terhadap klien. Selanjutnya ditambahkan, sistem ini secara nyata memberikan suatu model tahap demi tahap mengenai penerapan keterampilan, dan dengan demikian seharusnya meningkatkan imej masyarakat secara positif tentang pekerjaan sosial. Dengan model ini pekerja sosial dapat mendemonstrasikan pemakaian suatu pendekatan pemecahan masalah profesional dengan alasannya : (a) menilai kebutuhan-kebutuhan klien, (b) menentukan tujuan (setting goals), (c) mempertimbangkan secara hati-hati beragam strategi intervensi, (d) memilih dan mengimplementasikan strategi yang layak dan praktis, dan mengevaluasi hasil dari strategi yang diterapkan.
Tulisan ini akan mulai dengan mengahantarkan pembaca kepada pemahaman umum yang melatarbelakangi penggunaan analisis sistem, dan kemudian membicarakan bagaimana analisis sistem dapat digunakan oleh para pekerja sosial dalam prakteknya. Sebuah perbincangan mengenai pendekatan Pincuss and Minahan (1973) juga akan diperlihatkan, juga contoh-contoh kasus yang menggambarkan penggunaan analisis sistem.
II. Pemahaman Sistem Secara Umum
Banyak teori sistem diperoleh dari literatur bisnis-manajemen (Clealand and King, 1972; Wright and Tate, 1973). Upaya-upaya baru tentang efisiensi biaya, teknik manajemen baru, dan era komputer turut membantu perkembangan teori sistem dan analisis sistem kedalam bidang kerja itu sendiri. Banyak bentuk-bentuk bisnis, khususnya bidang konsultasi, sekarang mempekerjakan orang-orang yang menyebut diri mereka ahli analisis sistem. Fungsi mereka adalah melihat hubungan diantara divisi-divisi dalam perusahaan atau organisasi dalam rangka memperoleh mekanisme yang paling efisien bagi komunikasi, manajemen, perencanaan, dan pengembangan. Banyak dari analisis ini saat sekarang terdiri dari pembuatan pola dan pemakaian program-program komputer berpengalaman dengan menekankan pada prosesing dan analisis data tentang kesaling-keterkaitan. Belakangan aspek tersebut, analisis tentang hubungan, yang menggunakan analisis sistem berguna pula pada bidang kegiatan lain. Bidang profesi pekerjaan sosial. Konsep dasarnya adalah bahwa keterkaitan diantara bagian-bagian dari sistem atau organisasi adalah esensial untuk memahami suatu bentuk atau efentivitas dari sistem. Konsep ini dapat diterapkan dalam pandangan perusahaan, keluarga, organisasi informal, sekelompok orang, atau juga klien perorangan yang perlu berhubungan dengan sejumlah sistem lainnya. Banyak pengalaman para praktisi pekerjaan sosial menyatakan bahwa tidak ada klien yang dapat beraktivitas dalam kekosongan (kesendirian). Sekarang ini bukan waktunya bagi kita untuk mempertanyakan bagaimana kepribadian atau struktur sosial banyak berperpengaruh terhadap perilaku (Parson, 1958), kenyataannya adalah bahwa banyak sistem yang berada dalam setiap kehidupan seseorang, sistem merupakan elemen penting dalam rangka sejumlah analisis treatment atau rencana intervensi. Meski begitu dimungkinkan untuk mengubah beberapa sistem tersebut, sehingga dengan demikian dalam kasus rencana treatment secara perorangan akan lebih praktis, berguna, dan seminimal mungkin mengurangi gangguan dalam kehidupan seseorang.
Sebelum menampilkan model sistem Pincuss dan Minahan (1973), beberapa konsep kunci tentang teori sistem secara umum pertama-tama akan dikemukakan kepada pembaca sebagai sebuah pespektif.
Menurut Hearn (1979. p.335), suatu sistem adalah
a set of objects together with relationship between the object and between their attributes. There are conceptuals systems —the mathematical type; there are real systems, the kinds of living ang nonliving systems that can be observed; and there are abtracted systems, classes of bevavior and relationships that can be inferred about real systems.
Kunci umum konsep teori sistem adalah wholeness, relationship, dan homeostasis. Konsep wholeness berarti bahwa objek-objek atau elemen-elemen yang terdapar di dalamnya adalah suatu penghasil sistem yang lebih besar daripada penjumlahan dari bagian-bagian yang terpisah. Teori sistem adalah antireduksi yang menunjukkan bahwa tidak ada suatu sistem yang benar-benar dapat dipahami atau secara sekaligus keseluruhan menjelaskan secara rinci kedalam masing-masing bagian komponen. (Sebagai contoh, sistem syaraf pusat tidak dapat diamati proses berfikirnya jika hanya hanya satu bagian saja yang diamati).
Konsep relationship menunjuk pada pola-pola dan struktur diantara masing-masing bagian dalam suatu sistem adalah sepenting elemen itu sendiri. Sebagai contoh, Master dan Jojoson (1970) menemukan terdapatnya kesalahan yang menyebabkan disfungsionalitas seks pada sifat hubungan suami istri daripada permasalahan psikologis pasangan tersebut dalam sistem perkawinan.
Teori sistem menentang penjelasan sebab dan akibat sederhana. Sebagai contoh, bahwa seorang anak yang dianiaya dalam sebuah keluarga akan ditentukan oleh beragam variabel dan variabel terpolakan, seperti halnya kemampuan orangtua mengontrol kemarahannya, hubungan antara anak dengan orang tuanya, tingkat tekanan psikologis, karakteristik anak, dan kemungkinan cara -cara yang dapat diterima secara sosial untuk melepaskan rasa amarah.
Konsep homeostasis menyatakan bahwa sebagian besar sistem kehidupan adalah mencari suatu keseimbangan untuk memelihara dan mempertahankan sistem. Jackson (1965), sebagai contoh, memeberi catatan bahwa keluarga-keluarga cenderung memantapkan keseimbangan atau stabilitas perilaku dan mempertahankan berbagai perubahan yang mengganggu stabilitas keluarga tersebut. Jika seseorang mengalami penganiayaan dalam suatu keluarga, yang selanjutnya sebagai fungsi pelayanan keluarga jika anak tersebut dialihkan, anak kedua akan memperoleh penganiayaan yang sama. Atau, jika salah seorang anggota keluarga berupaya memperoleh bantuan. konseling, upaya tersebut umumnya akan berusaha menyeimbangkan situasi keluarga, dan anggota keluarga lainnya akan berupaya mengikuti penyesuaian perubahan (mungkin adaptif atau maladaptif) dengan perilaku yang baru diantara sesara anggota keluarga.
Untuk memahami bagaimana penggunaan teori sistem dan analisis sistem, dapat dilakukan dengan suatu model. Salah satunya adalah model yang dikembangkan oleh Pincuss and Minahan (1973), dan merupakan model sistem yang telah terkenal dalam literatur pekerjaan sosial.
III. Sebuah Model Analisis Sistem Bagi Pekerjaan Sosial
Dalam tahun 1973, Allen Pincus dan Minahan menulis Social Work Practice: Model dan Methode, yang merupakan perintis utama dalam penerapan analisis sistem pada praktek pekerjaan sosial. Asumsi dasarnya adalah, bahwa terdapat common core (inti pokok) mengenai keahlian dan konsep yang begitu esensial dalam praktek pekerjaan sosial, yaitu melihat fakta berdasarkan interpretasi teoritis dari teori sistem.
Secara teoritis Pincus dan Minahan menyatakan bahwa terdapat empat sistem dasar dalam praktek pekerjaan sosial : sistem pelaksana perubahan (a change agent system), sistem klien (a client system), sistem sasaran (a target system) dan sistem kegiatan (an action system). Sistem pelaksana perubahan (the change agent system ) adalah sekumpulan profesional yang secara khusus bekerja untuk menciptakan perubahan secara terencana. Juga yang merupakan bagian dari sistem pelaksana perubahan adalah adanya organisasi yang mempekerjakan agen perubahan tersebut. (Pincus and Minahan), 1973, p.54). Istilah organisasi pelaksana adalah penting sebagaimana pandangan Pincus dan Minahan sepadan dengan penghargaannya (dibayar sesuai kemampuannya) secara perorangan sebagai agen perubahan. Seorang agen perubahan dengan demikian, adalah seorang profesional yang secara khsusus dipekerjakan dalam rangka perubahan berencana.
Sistem Klien (The Client System) adalah sejumlah orang yang sepakat atau meminta pelayanan kepada agen perubahan, dan yang bekerja berdasarkan kesepakatan atau kontrak dengan egen perubahan (Pincus dan Minahan, 1973, p. 56). Klien dengan demikian dipergunakan dengan penuh kesadaran daripada yang sering diperlakukan oleh pekerja sosial, menghindari kemungkinan dari “melalukan sesuatu” terhadap orang atau organisasi tanpa sepengahuan atau kesepakatan mereka.
Sistem sasaran (The Target System) adalah sekumpulan orang, badan-badan, dan atau organisasi praktek yang memerlukan perubahan melalui pengukuran tertentu dalam upaya mencapai tujuan melalui agen perubahan (Pincus and Minahan, 1973, p. 59). Misalkan, melalui penganalisaan perubahan sistem sasaran dapat terukur efektivitasnya dan memberikan suatu mekanisme pertanggungjawaban.
Batasan sistem terakhir adalah sistem kegiatan (The Action System). Istilah ini dipakai untuk menggambarkan dengan siapa saja pekerja sosial bekerja dalam upayanya memenuhi tugasnya dan mencapai tujuan perubahan yang diharapkan (Pincus dan Minahan, 1973. p. 61). Salah satunya mungkin akan melibatkan sejumlah sistem kegiatan dengan aspek yang berbeda dari upaya perubahan terencana untuk melengkapi keseluruhan rencana perubahan dari pelaksana (agen) perubahan. Konsep dari metode dan tujuan hasil juga dipergunakan untuk lebih jauh lagi membedakan bagaimana sistem kegiatan dan sistem sasaran dikembangkan dan didayagunakan.
Bab 2
ISI
Di Indonesia kegiatan kemahasiswaan yang ada di dalam maupun di luar perguruan tinggi yang dilakukan bertujuan untuk meningkatkan kecakapan, intelektualitas dan kemampuan kepemimpinan para aktivis yang terlibat di dalamnya.
Dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia pun, gerakan mahasiswa seringkali menjadi cikal bakal perjuangan nasional, seperti yang tampak dalam lembaran sejarah bangsa. Misalnya saja pergerakan Budi Utomo merupakan wadah perjuangan yang pertama kali memiliki struktur pengorganisasian modern. Didirikan di Jakarta, oleh pemuda-pelajar-mahasiswa dari lembaga pendidikan Stovia, wadah ini merupakan refleksi sikap kritis dan keresahan intelektual terlepas dari primordialisme Jawa yang ditampilkannya.. Organisasi pemuda dan mahasiswa tersebut merupakan cikal dari perjuangan nasional yang menghasilkan kebebasan bangsa Indonesia. Selain Budi Utomo, para pemuda di daerah pun juga mendirikan organisasi kepemudaan yang sudah mulai terstruktur dengan baik seperti halnya sruktur organisasi Budi Utomo sendiri.
Contoh lain yang lebih dekat adalah zaman reformasi yang kita rasakan saat ini. Catatan sejarah membuktikan padsa kita bahwa untuk mencapai masa reformasi ini, dulunya terjadi penggerakan besar-besaran oleh mahasiswa seluruh penjuru negeri.
Beberapa contoh tersebut dapat kita lihat bahwa pentingnya penerapan pada organisasi pemuda dan mahasiswa karena merupakan suatu kekuatan besar dalam perubahan suatu era kehidupan.
Begitu pula untuk penerapan penggerakan dalam organisasi kepemudaan seperti kita. Tentunya akan sangat bermanfaat untuk para anggota organisasi tersebut.
Bab 3
PENUTUP
Pengorganisasian untuk mahasiswa juga sangatlah penting dalam suatu kegiatan organisasi karena pengorganisasian mahasiswa berguna untuk memantau jalanya kehidupan berpolitik, berorganisasi,bersosial,saling tolong- menolong sesama dan juga selain itu berguna untuk kehidupan bermasyarakat dan Lingkungan sekitarnya.
Bab 4
DAFTAR PUSTAKA
http://www.tips-belajar-internet.blogspot.com
http://tommy-rivando.blogspot.com/
Bab 1
PENDAHULUAN
Pengorganisasian merupakan suatu bentuk dari pengaturan suatu organisasi yang dilaksanakan oleh para angotanya untuk mencapai maksud dan tujuan kelompok atau organisasi tersebut. Berbicara tentang penggerakan pada organisasi pemuda maka tentunya akan dirasakan efek atas apa terjadi pada pergerakan organisasi pemuda dan mahasiswa yang terjadi sejak dulu hingga saat ini. Penggerakan pun masih sering kita lakukan apalagi sebagai mahasiswa. Hal ini bertujuan untuk mencapai suatu kseimbangan antar bagian organisasi.
Sebagai profesi yang muda tetapi terus berkembang, pekerjaan sosial telah mengembangkan model alternatif praktek untuk meningkatkan efektivitas para praktisi. Sejumlah pendapat telah dikemukakan dalam rangka mencari metode dan prosedur baru yang muncul dari ketidakpuasan yang dirasakan oleh para pekerja sosial tentang imej dan keahlian mereka. Pencarian untuk mencari model yang efektif juga meliputi ketidakpuasan yang muncul dari sejumlah praktisi psikososial yang kecewa terhadap kemampuan aplikatif psikologi Freudian.
Sebagaimana pelaksanaannya, analisis sistem pada pokoknya adalah suatu teknik untuk menganalisis tahapan permasalahan secara menyeluruh dan lengkap. Seperti halnya, suatu teknik organisasional dan penyidikan, dan karenanya secara potensial menyediakan suatu metode praktek bagi seluruh pekerja sosial untuk memakainya, sepantasnyalah dilakukan penelitian lanjutan. Sistem analisis ini bukan berarti akan menyelesaikan seluruh atau sebagian besar permasalahan profesi, tetapi akan membantu dalam perencanaan dan pengorganisasian suatu kasus, dan dengan demikian secara potensial akan memberikan pelayanan yang lebih baik terhadap klien. Selanjutnya ditambahkan, sistem ini secara nyata memberikan suatu model tahap demi tahap mengenai penerapan keterampilan, dan dengan demikian seharusnya meningkatkan imej masyarakat secara positif tentang pekerjaan sosial. Dengan model ini pekerja sosial dapat mendemonstrasikan pemakaian suatu pendekatan pemecahan masalah profesional dengan alasannya : (a) menilai kebutuhan-kebutuhan klien, (b) menentukan tujuan (setting goals), (c) mempertimbangkan secara hati-hati beragam strategi intervensi, (d) memilih dan mengimplementasikan strategi yang layak dan praktis, dan mengevaluasi hasil dari strategi yang diterapkan.
Tulisan ini akan mulai dengan mengahantarkan pembaca kepada pemahaman umum yang melatarbelakangi penggunaan analisis sistem, dan kemudian membicarakan bagaimana analisis sistem dapat digunakan oleh para pekerja sosial dalam prakteknya. Sebuah perbincangan mengenai pendekatan Pincuss and Minahan (1973) juga akan diperlihatkan, juga contoh-contoh kasus yang menggambarkan penggunaan analisis sistem.
II. Pemahaman Sistem Secara Umum
Banyak teori sistem diperoleh dari literatur bisnis-manajemen (Clealand and King, 1972; Wright and Tate, 1973). Upaya-upaya baru tentang efisiensi biaya, teknik manajemen baru, dan era komputer turut membantu perkembangan teori sistem dan analisis sistem kedalam bidang kerja itu sendiri. Banyak bentuk-bentuk bisnis, khususnya bidang konsultasi, sekarang mempekerjakan orang-orang yang menyebut diri mereka ahli analisis sistem. Fungsi mereka adalah melihat hubungan diantara divisi-divisi dalam perusahaan atau organisasi dalam rangka memperoleh mekanisme yang paling efisien bagi komunikasi, manajemen, perencanaan, dan pengembangan. Banyak dari analisis ini saat sekarang terdiri dari pembuatan pola dan pemakaian program-program komputer berpengalaman dengan menekankan pada prosesing dan analisis data tentang kesaling-keterkaitan. Belakangan aspek tersebut, analisis tentang hubungan, yang menggunakan analisis sistem berguna pula pada bidang kegiatan lain. Bidang profesi pekerjaan sosial. Konsep dasarnya adalah bahwa keterkaitan diantara bagian-bagian dari sistem atau organisasi adalah esensial untuk memahami suatu bentuk atau efentivitas dari sistem. Konsep ini dapat diterapkan dalam pandangan perusahaan, keluarga, organisasi informal, sekelompok orang, atau juga klien perorangan yang perlu berhubungan dengan sejumlah sistem lainnya. Banyak pengalaman para praktisi pekerjaan sosial menyatakan bahwa tidak ada klien yang dapat beraktivitas dalam kekosongan (kesendirian). Sekarang ini bukan waktunya bagi kita untuk mempertanyakan bagaimana kepribadian atau struktur sosial banyak berperpengaruh terhadap perilaku (Parson, 1958), kenyataannya adalah bahwa banyak sistem yang berada dalam setiap kehidupan seseorang, sistem merupakan elemen penting dalam rangka sejumlah analisis treatment atau rencana intervensi. Meski begitu dimungkinkan untuk mengubah beberapa sistem tersebut, sehingga dengan demikian dalam kasus rencana treatment secara perorangan akan lebih praktis, berguna, dan seminimal mungkin mengurangi gangguan dalam kehidupan seseorang.
Sebelum menampilkan model sistem Pincuss dan Minahan (1973), beberapa konsep kunci tentang teori sistem secara umum pertama-tama akan dikemukakan kepada pembaca sebagai sebuah pespektif.
Menurut Hearn (1979. p.335), suatu sistem adalah
a set of objects together with relationship between the object and between their attributes. There are conceptuals systems —the mathematical type; there are real systems, the kinds of living ang nonliving systems that can be observed; and there are abtracted systems, classes of bevavior and relationships that can be inferred about real systems.
Kunci umum konsep teori sistem adalah wholeness, relationship, dan homeostasis. Konsep wholeness berarti bahwa objek-objek atau elemen-elemen yang terdapar di dalamnya adalah suatu penghasil sistem yang lebih besar daripada penjumlahan dari bagian-bagian yang terpisah. Teori sistem adalah antireduksi yang menunjukkan bahwa tidak ada suatu sistem yang benar-benar dapat dipahami atau secara sekaligus keseluruhan menjelaskan secara rinci kedalam masing-masing bagian komponen. (Sebagai contoh, sistem syaraf pusat tidak dapat diamati proses berfikirnya jika hanya hanya satu bagian saja yang diamati).
Konsep relationship menunjuk pada pola-pola dan struktur diantara masing-masing bagian dalam suatu sistem adalah sepenting elemen itu sendiri. Sebagai contoh, Master dan Jojoson (1970) menemukan terdapatnya kesalahan yang menyebabkan disfungsionalitas seks pada sifat hubungan suami istri daripada permasalahan psikologis pasangan tersebut dalam sistem perkawinan.
Teori sistem menentang penjelasan sebab dan akibat sederhana. Sebagai contoh, bahwa seorang anak yang dianiaya dalam sebuah keluarga akan ditentukan oleh beragam variabel dan variabel terpolakan, seperti halnya kemampuan orangtua mengontrol kemarahannya, hubungan antara anak dengan orang tuanya, tingkat tekanan psikologis, karakteristik anak, dan kemungkinan cara -cara yang dapat diterima secara sosial untuk melepaskan rasa amarah.
Konsep homeostasis menyatakan bahwa sebagian besar sistem kehidupan adalah mencari suatu keseimbangan untuk memelihara dan mempertahankan sistem. Jackson (1965), sebagai contoh, memeberi catatan bahwa keluarga-keluarga cenderung memantapkan keseimbangan atau stabilitas perilaku dan mempertahankan berbagai perubahan yang mengganggu stabilitas keluarga tersebut. Jika seseorang mengalami penganiayaan dalam suatu keluarga, yang selanjutnya sebagai fungsi pelayanan keluarga jika anak tersebut dialihkan, anak kedua akan memperoleh penganiayaan yang sama. Atau, jika salah seorang anggota keluarga berupaya memperoleh bantuan. konseling, upaya tersebut umumnya akan berusaha menyeimbangkan situasi keluarga, dan anggota keluarga lainnya akan berupaya mengikuti penyesuaian perubahan (mungkin adaptif atau maladaptif) dengan perilaku yang baru diantara sesara anggota keluarga.
Untuk memahami bagaimana penggunaan teori sistem dan analisis sistem, dapat dilakukan dengan suatu model. Salah satunya adalah model yang dikembangkan oleh Pincuss and Minahan (1973), dan merupakan model sistem yang telah terkenal dalam literatur pekerjaan sosial.
III. Sebuah Model Analisis Sistem Bagi Pekerjaan Sosial
Dalam tahun 1973, Allen Pincus dan Minahan menulis Social Work Practice: Model dan Methode, yang merupakan perintis utama dalam penerapan analisis sistem pada praktek pekerjaan sosial. Asumsi dasarnya adalah, bahwa terdapat common core (inti pokok) mengenai keahlian dan konsep yang begitu esensial dalam praktek pekerjaan sosial, yaitu melihat fakta berdasarkan interpretasi teoritis dari teori sistem.
Secara teoritis Pincus dan Minahan menyatakan bahwa terdapat empat sistem dasar dalam praktek pekerjaan sosial : sistem pelaksana perubahan (a change agent system), sistem klien (a client system), sistem sasaran (a target system) dan sistem kegiatan (an action system). Sistem pelaksana perubahan (the change agent system ) adalah sekumpulan profesional yang secara khusus bekerja untuk menciptakan perubahan secara terencana. Juga yang merupakan bagian dari sistem pelaksana perubahan adalah adanya organisasi yang mempekerjakan agen perubahan tersebut. (Pincus and Minahan), 1973, p.54). Istilah organisasi pelaksana adalah penting sebagaimana pandangan Pincus dan Minahan sepadan dengan penghargaannya (dibayar sesuai kemampuannya) secara perorangan sebagai agen perubahan. Seorang agen perubahan dengan demikian, adalah seorang profesional yang secara khsusus dipekerjakan dalam rangka perubahan berencana.
Sistem Klien (The Client System) adalah sejumlah orang yang sepakat atau meminta pelayanan kepada agen perubahan, dan yang bekerja berdasarkan kesepakatan atau kontrak dengan egen perubahan (Pincus dan Minahan, 1973, p. 56). Klien dengan demikian dipergunakan dengan penuh kesadaran daripada yang sering diperlakukan oleh pekerja sosial, menghindari kemungkinan dari “melalukan sesuatu” terhadap orang atau organisasi tanpa sepengahuan atau kesepakatan mereka.
Sistem sasaran (The Target System) adalah sekumpulan orang, badan-badan, dan atau organisasi praktek yang memerlukan perubahan melalui pengukuran tertentu dalam upaya mencapai tujuan melalui agen perubahan (Pincus and Minahan, 1973, p. 59). Misalkan, melalui penganalisaan perubahan sistem sasaran dapat terukur efektivitasnya dan memberikan suatu mekanisme pertanggungjawaban.
Batasan sistem terakhir adalah sistem kegiatan (The Action System). Istilah ini dipakai untuk menggambarkan dengan siapa saja pekerja sosial bekerja dalam upayanya memenuhi tugasnya dan mencapai tujuan perubahan yang diharapkan (Pincus dan Minahan, 1973. p. 61). Salah satunya mungkin akan melibatkan sejumlah sistem kegiatan dengan aspek yang berbeda dari upaya perubahan terencana untuk melengkapi keseluruhan rencana perubahan dari pelaksana (agen) perubahan. Konsep dari metode dan tujuan hasil juga dipergunakan untuk lebih jauh lagi membedakan bagaimana sistem kegiatan dan sistem sasaran dikembangkan dan didayagunakan.
Bab 2
ISI
Di Indonesia kegiatan kemahasiswaan yang ada di dalam maupun di luar perguruan tinggi yang dilakukan bertujuan untuk meningkatkan kecakapan, intelektualitas dan kemampuan kepemimpinan para aktivis yang terlibat di dalamnya.
Dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia pun, gerakan mahasiswa seringkali menjadi cikal bakal perjuangan nasional, seperti yang tampak dalam lembaran sejarah bangsa. Misalnya saja pergerakan Budi Utomo merupakan wadah perjuangan yang pertama kali memiliki struktur pengorganisasian modern. Didirikan di Jakarta, oleh pemuda-pelajar-mahasiswa dari lembaga pendidikan Stovia, wadah ini merupakan refleksi sikap kritis dan keresahan intelektual terlepas dari primordialisme Jawa yang ditampilkannya.. Organisasi pemuda dan mahasiswa tersebut merupakan cikal dari perjuangan nasional yang menghasilkan kebebasan bangsa Indonesia. Selain Budi Utomo, para pemuda di daerah pun juga mendirikan organisasi kepemudaan yang sudah mulai terstruktur dengan baik seperti halnya sruktur organisasi Budi Utomo sendiri.
Contoh lain yang lebih dekat adalah zaman reformasi yang kita rasakan saat ini. Catatan sejarah membuktikan padsa kita bahwa untuk mencapai masa reformasi ini, dulunya terjadi penggerakan besar-besaran oleh mahasiswa seluruh penjuru negeri.
Beberapa contoh tersebut dapat kita lihat bahwa pentingnya penerapan pada organisasi pemuda dan mahasiswa karena merupakan suatu kekuatan besar dalam perubahan suatu era kehidupan.
Begitu pula untuk penerapan penggerakan dalam organisasi kepemudaan seperti kita. Tentunya akan sangat bermanfaat untuk para anggota organisasi tersebut.
Bab 3
PENUTUP
Pengorganisasian untuk mahasiswa juga sangatlah penting dalam suatu kegiatan organisasi karena pengorganisasian mahasiswa berguna untuk memantau jalanya kehidupan berpolitik, berorganisasi,bersosial,saling tolong- menolong sesama dan juga selain itu berguna untuk kehidupan bermasyarakat dan Lingkungan sekitarnya.
Bab 4
DAFTAR PUSTAKA
http://www.tips-belajar-internet.blogspot.com
http://tommy-rivando.blogspot.com/
Pengawasan Manajemen dalam kehidupan sehari-hari .
A. Pengertian pengawasan
Pengawasan adalah proses untuk memastikan bahwa segala aktifitas yang terlaksana sesuai dengan apa yang telah direncanakan. Pengawasan manajemen adalah suatu kegiatan yang berusaha untuk mengendalikan agar pelaksanaan manajemen dapat berjalan sesuai dengan rencana dan memastikan apakah tujuan organisasi tercapai. Apabila terjadi penyimpangan dimana letak penyimpangan itu dan bagaimana pula tindakan yang diperlukan untuk mengatasinya untuk mencapai tujuan atau sasaran manajemen.
Fungsi Pengawasan adalah proses untuk menetapkan pekerjaan yang sudah dilakukan, menilai dan mengoreksi agar pelaksanaan pekerjaan itu sesuai dengan rencana semula.
B. Bentuk pengawasan.
1. Pengawasan Pendahulu (feeforward control, steering controls)
Dirancang untuk mengantisipasi penyimpangan standar dan memungkinkan koreksi dibuat sebelum kegiatan terselesaikan.
2. Pengawasan Concurrent (concurrent control), Yaitu pengawasan “Ya-Tidak”, dimana suatu aspek dari prosedur harus memenuhi syarat yang ditentukan sebelum kegiatan dilakukan guna menjamin ketepatan pelaksanaan kegiatan.
3. Pengawasan Umpan Balik (feedback control, past-action controls)
Yaitu mengukur hasil suatu kegiatan yang telah dilaksanakan, guna mengukur penyimpangan yang mungkin terjadi atau tidak sesuai dengan standar.
C. Metode- metode pengawasan.
Metode-metode pengawasan dibagi menjadi dua bagian :
1. Pengawasan non-kuantitatif
Pengawasan non-kuantitatif tidak melibatkan angka-angka dan dapat digunakan untuk mengawasi prestasi organisasi secara keseluruhan. Teknik-teknik yang sering digunakan adalah:
• Pengamatan (pengendalian dengan observasi).
• Inspeksi teratur dan langsung.
• mengamati kegiatan atau produk yang dapat diobservasi.
• Laporan lisan dan tertulis.
• Evaluasi pelaksanaan.
• Management by Exception (MBE).
2. Pengawasan Kuantitatif
Pengawasan kuantitatif melibatkan angka-angka untuk menilai suatu prestasi. Beberapa teknik yang dapat dipakai dalam pengawasan kuantitatif adalah:
• Anggaran
• Audit
• Analisis break-even
• Analisis rasio.
D. Tahap – tahap proses pengawasan.
1. Tahap Penetapan Standar, Tujuannya adalah sebagai sasaran, kuota, dan target pelaksanaan kegiatan yang digunakan sebagai patokan dalam pengambilan keputusan. Bentuk standar yang umum, yaitu :
a. standar phisik
b. standar moneter
c. standar waktu
2. Tahap Penentuan Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan
Digunakan sebagai dasar atas pelaksanaan kegiatan yang dilakukan secara tepat
3. Tahap Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan
Beberapa proses yang berulang-ulang dan kontinue, yang berupa atas, pengamatan, laporan, metode, pengujian, dan sampel.
4. Tahap Pembandingan Pelaksanaan dengan Standar dan Analisa Penyimpangan
Digunakan untuk mengetahui penyebab terjadinya penyimpangan dan menganalisanya, juga digunakan sebagai alat pengambilan keputusan.
5. Tahap Pengambilan Tindakan Koreksi
Bila diketahui dalam pelaksanaannya terjadi penyimpangan, dimana perlu ada perbaikan dalam pelaksanaan.
E. Syarat – syarat pengawasan.
1. Pengawasan harus mendukung sifat dan kebutuhan kegiatan.
2. Pengawasan harus melaporkan setiap penyimpangan yang terjadi dengan segera.
3. Pengawasan harus mempunyai pandangan ke depan.
4. Pengawasan harus obyektif,teliti,dan sesuai dengan standard
5. Pengawasan harus luwes atau fleksibel.
6. Pengawasan harus serasi dengan pola organisasi.
7. Pengawasan harus ekonomis.
8. Pengawasan harus mudah dimengerti.
9. Pengawasan harus diikuti dengan perbaikan atau koreksi.
F. Tujuan Pengawasan
Tujuan dilaksanakan pengawasan adalah :
1. Untuk menjadikan hasil kegiatan sesuai dengan tujuan
2. Untuk memecahkan masalah
3. Untuk mengurangui resiko kegagalan suatu rencana
4. Untuk mengetahui kelemahan – kelemahan pelaksaannya.
G. Jenis-jenis Pengawasan
Jenis-jenis pengawasan dapat ditinjau dari 3 segi :
1. Pengawasan dari segi waktu, yang dipakai dalam pengawasan ialah perencanaan budget, sedangkan pengawasan secara repensif alat budget dan laporan.
2. Pengawasan dilihat dari segi obyektif, Pengawasan dari segi obyektif ialah pengawasan terhadap produksi dan sebagainya. Ada juga yang mengatakan karyawan daru segi obyek merupakan pengawasan secara administratif dan pengawasa operatif. Contoh pengawasan administratif ialah pengawasan anggaran, inspeksi, pengawasan order dan pengawasan kebijaksanaan.
3. Pengawasan dari segi subyek, Pengawasan dari segi subyek terdiri dari pengawasan intern dan pengawasan ekstern.
Pengawasan adalah proses untuk memastikan bahwa segala aktifitas yang terlaksana sesuai dengan apa yang telah direncanakan. Pengawasan manajemen adalah suatu kegiatan yang berusaha untuk mengendalikan agar pelaksanaan manajemen dapat berjalan sesuai dengan rencana dan memastikan apakah tujuan organisasi tercapai. Apabila terjadi penyimpangan dimana letak penyimpangan itu dan bagaimana pula tindakan yang diperlukan untuk mengatasinya untuk mencapai tujuan atau sasaran manajemen.
Fungsi Pengawasan adalah proses untuk menetapkan pekerjaan yang sudah dilakukan, menilai dan mengoreksi agar pelaksanaan pekerjaan itu sesuai dengan rencana semula.
B. Bentuk pengawasan.
1. Pengawasan Pendahulu (feeforward control, steering controls)
Dirancang untuk mengantisipasi penyimpangan standar dan memungkinkan koreksi dibuat sebelum kegiatan terselesaikan.
2. Pengawasan Concurrent (concurrent control), Yaitu pengawasan “Ya-Tidak”, dimana suatu aspek dari prosedur harus memenuhi syarat yang ditentukan sebelum kegiatan dilakukan guna menjamin ketepatan pelaksanaan kegiatan.
3. Pengawasan Umpan Balik (feedback control, past-action controls)
Yaitu mengukur hasil suatu kegiatan yang telah dilaksanakan, guna mengukur penyimpangan yang mungkin terjadi atau tidak sesuai dengan standar.
C. Metode- metode pengawasan.
Metode-metode pengawasan dibagi menjadi dua bagian :
1. Pengawasan non-kuantitatif
Pengawasan non-kuantitatif tidak melibatkan angka-angka dan dapat digunakan untuk mengawasi prestasi organisasi secara keseluruhan. Teknik-teknik yang sering digunakan adalah:
• Pengamatan (pengendalian dengan observasi).
• Inspeksi teratur dan langsung.
• mengamati kegiatan atau produk yang dapat diobservasi.
• Laporan lisan dan tertulis.
• Evaluasi pelaksanaan.
• Management by Exception (MBE).
2. Pengawasan Kuantitatif
Pengawasan kuantitatif melibatkan angka-angka untuk menilai suatu prestasi. Beberapa teknik yang dapat dipakai dalam pengawasan kuantitatif adalah:
• Anggaran
• Audit
• Analisis break-even
• Analisis rasio.
D. Tahap – tahap proses pengawasan.
1. Tahap Penetapan Standar, Tujuannya adalah sebagai sasaran, kuota, dan target pelaksanaan kegiatan yang digunakan sebagai patokan dalam pengambilan keputusan. Bentuk standar yang umum, yaitu :
a. standar phisik
b. standar moneter
c. standar waktu
2. Tahap Penentuan Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan
Digunakan sebagai dasar atas pelaksanaan kegiatan yang dilakukan secara tepat
3. Tahap Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan
Beberapa proses yang berulang-ulang dan kontinue, yang berupa atas, pengamatan, laporan, metode, pengujian, dan sampel.
4. Tahap Pembandingan Pelaksanaan dengan Standar dan Analisa Penyimpangan
Digunakan untuk mengetahui penyebab terjadinya penyimpangan dan menganalisanya, juga digunakan sebagai alat pengambilan keputusan.
5. Tahap Pengambilan Tindakan Koreksi
Bila diketahui dalam pelaksanaannya terjadi penyimpangan, dimana perlu ada perbaikan dalam pelaksanaan.
E. Syarat – syarat pengawasan.
1. Pengawasan harus mendukung sifat dan kebutuhan kegiatan.
2. Pengawasan harus melaporkan setiap penyimpangan yang terjadi dengan segera.
3. Pengawasan harus mempunyai pandangan ke depan.
4. Pengawasan harus obyektif,teliti,dan sesuai dengan standard
5. Pengawasan harus luwes atau fleksibel.
6. Pengawasan harus serasi dengan pola organisasi.
7. Pengawasan harus ekonomis.
8. Pengawasan harus mudah dimengerti.
9. Pengawasan harus diikuti dengan perbaikan atau koreksi.
F. Tujuan Pengawasan
Tujuan dilaksanakan pengawasan adalah :
1. Untuk menjadikan hasil kegiatan sesuai dengan tujuan
2. Untuk memecahkan masalah
3. Untuk mengurangui resiko kegagalan suatu rencana
4. Untuk mengetahui kelemahan – kelemahan pelaksaannya.
G. Jenis-jenis Pengawasan
Jenis-jenis pengawasan dapat ditinjau dari 3 segi :
1. Pengawasan dari segi waktu, yang dipakai dalam pengawasan ialah perencanaan budget, sedangkan pengawasan secara repensif alat budget dan laporan.
2. Pengawasan dilihat dari segi obyektif, Pengawasan dari segi obyektif ialah pengawasan terhadap produksi dan sebagainya. Ada juga yang mengatakan karyawan daru segi obyek merupakan pengawasan secara administratif dan pengawasa operatif. Contoh pengawasan administratif ialah pengawasan anggaran, inspeksi, pengawasan order dan pengawasan kebijaksanaan.
3. Pengawasan dari segi subyek, Pengawasan dari segi subyek terdiri dari pengawasan intern dan pengawasan ekstern.
KATA-KATA ORANG BIJAK
Seorang pembaca dari beberapa surat kabar yang bermutu tinggi, dapat belajar lebih banyak dalam waktu satu tahun dari pada sebagian besar dari pada sarjana(mahasiswa)yang belajar dalam perpustakaan mereka yang besar.
Seorang guru yang mencoba mengajar tanpa menimbulkan dan menghidup-hidupkan keinginan dan semangat belajar pada muridnya sama saja dengan orang yang menempa besi yang dingin.
Apa yang diajarkan di sekolah-sekolah dan universitas-universitas bukanlah pendidikan, melainkan ikhtiar menuju pendidikan.
Perkataan-perkataan adalah seperti halnya anak panah :
sekali engkau lepaskan tak mampu lagi engkau menguasainya lagi, oleh karena itu berbuatlah seperti orang pemanah yang berhati-hati. janganlah engkau melepaskan anak panah sebelum engkau memperhitungkan jalannya, pikirkan matang-matang sebelum mengeluarkan perkataan-perkataan.
Orang yang baik tidak bersedih hati apabila orang lain tidak mengakui jasa-jasanya. satu-satunya yang ia pikirkan ialah menjaga jangan sampai ia sendiri lalai untuk mengakui jasa-jasa orang lain.
karena hidup orang lain adalah cermin yang tebaik bagi kita untuk mempelajari hidup kita sendiri.
Luka-luka di dalam hati nurani hanya dapat disembuhkan kembali dengan air mata penyesalan.hati tak akan menjadi sedih apabila pikiran kita mencoba untuk tidak mengeluarkan air mata
Kehormatan adalah ibarat pulau yang sangat curam tanpa tebing, sekali jatuh dari pulau itu tidak daoat mendakinya kembali.
memang sudah merupakan sifat manusia, lebih banyak yang ia ingin miliki, lebih banyak lagi yang ia inginkan.
manusia tidak dipimpin oleh akalnya (pikirannya dan otaknya), melainkan dengan karakternya.
sumber : Kartono,S.H
Seorang guru yang mencoba mengajar tanpa menimbulkan dan menghidup-hidupkan keinginan dan semangat belajar pada muridnya sama saja dengan orang yang menempa besi yang dingin.
Apa yang diajarkan di sekolah-sekolah dan universitas-universitas bukanlah pendidikan, melainkan ikhtiar menuju pendidikan.
Perkataan-perkataan adalah seperti halnya anak panah :
sekali engkau lepaskan tak mampu lagi engkau menguasainya lagi, oleh karena itu berbuatlah seperti orang pemanah yang berhati-hati. janganlah engkau melepaskan anak panah sebelum engkau memperhitungkan jalannya, pikirkan matang-matang sebelum mengeluarkan perkataan-perkataan.
Orang yang baik tidak bersedih hati apabila orang lain tidak mengakui jasa-jasanya. satu-satunya yang ia pikirkan ialah menjaga jangan sampai ia sendiri lalai untuk mengakui jasa-jasa orang lain.
karena hidup orang lain adalah cermin yang tebaik bagi kita untuk mempelajari hidup kita sendiri.
Luka-luka di dalam hati nurani hanya dapat disembuhkan kembali dengan air mata penyesalan.hati tak akan menjadi sedih apabila pikiran kita mencoba untuk tidak mengeluarkan air mata
Kehormatan adalah ibarat pulau yang sangat curam tanpa tebing, sekali jatuh dari pulau itu tidak daoat mendakinya kembali.
memang sudah merupakan sifat manusia, lebih banyak yang ia ingin miliki, lebih banyak lagi yang ia inginkan.
manusia tidak dipimpin oleh akalnya (pikirannya dan otaknya), melainkan dengan karakternya.
sumber : Kartono,S.H
Langganan:
Postingan (Atom)