Jumat, 15 Februari 2013

Tugas Kelompok



Nama                    :  LITA HARDINASARI

Npm                      :  34110054

Kelas                     :  3db21

Mata kuliah         :  Sistem Informasi Akutansi#



Nama kelompok:

  1. Dwi Noviyanti Saidah
  2. Heppy Rizky Listya Putri
  3. Lita Hardinasari
  4. Ratih Purnama Sari


Abstraksi

bab ini mengajarkan Anda untuk mempersiapkan dokumentasi untuk menggambarkan aspek dari suatu sistem informasi. kami tununjukan cara menggambar untuk menggambarkan data flow diagram dan flowchart komponen logis dan fisik dari sistem informasi. Kami juga menjelaskan tentang data dictionaries  atau kamus data. Entri dalam kamus data, menggambarkan data , file dan proses dalam sebuah system informasi.

Setelah kamu mempelajari bab ini, anda harus mengembangkan beberapa fasilitas dalam menyiapkan dan menggunakan dokumentasi system informasi. 


Tujuan Pembelajaran

untuk membaca dan ealuasi dokumentasi system informasi 
untuk menyiapkan data flow diagram dan flowchart sistem dari narasi


Perkenalan
Kami memperkenalkan data flow diagram, flowchart system , dan kamus data pada bab ini, dan kami menunjukan pada kamu bagaimana cara membaca dan menyiapkan mereka.dengan fasilitas alat-alat akan membantu anda untuk membaca dokumentasi system, memahami dan meng-evaluasi system informasi. Anda tidak dapat mencapai bab tujuan pembelajaran dengan metode studi membaca tradisional. Oleh karena itu, Anda tidak bisa menjadi pengamat pasif dalam proses. Anda harus bekerja bersama dengan kami karena kami menunjukkan alat-alat. Selanjutnya , Anda harus berlatih alat ini untuk mengembangkan keterampilan Anda.

Auditor, system analis, pelajar dan pihak lainya yang berkepentingan menggunakan dokumentasi untuk memahami,menjelaskan,dan meningkatkan system informasi yang kompleks. Pertama , mempertimbangkan “khas” system informasi.menganggap bahwa system informasi ini berbasi computer, memiliki sejumlah terminal terhubung melalui telekomunikasi untuk menghubungkan, digunakan oleh selusin orang di dalam dan di luar organisasi. Memiliki ratusan program yang melakukan fungsi untuk hampir setiap organisasi dalam departemen, ribuan proses transaksi dan ratusan permintaan informasi manajemen, dan memiliki orang-orang di seluruh organisasi menyiapkan input dan menerima output sistem.

Untuk system seperti itu kita memerlukan gambar dibandingkan dengan deskripsi narasi. Untuk “melihat” dan menganalisa semua input dan output. Sebagai contoh dengan flowchart system kita dapat tulis menulis alur dari manajemen operasi, dan system informasi, dan kita dapat mengerti siapa yang menerima output dan dimana mereka bias mendapatkan-nya. mungkin, analisis kami akan mengarah pada perbaikan sistem. Kami yakin bahwa setelah menyiapkan dan menggunakan dokumentasi system informasi , kamu akan setuju bahwa data flow diagram dan flowchart akan sangat lebih efisien (efektif) daripada narasi untuk bekerja dalam system yang kompleks. penerapan alat ini, bahkan pada sistem yang relatif sederhana digambarkan dalam buku ini harus setuju dengan fakta ini.

selain menggunakan dokumentasi untuk memahami dan meningkatkan sistem, organisasi dapat menggunakannya untuk tujuan penting lainnya. Sebagai contoh, dokumentasi di gunakan untuk menjelaskan system dan mengajari personil. Juga, dokumentasi digunakan oleh auditors untuk menjelaskan system informasi untuk mengerti system dan evaluasi control system. Kami akan menggunakan sisa seluruh peralatan dokumentasi buku teks ini. Jika kamu menginvestasi-kan waktu untuk belajar peralatan ini dan latihan bagaimana cara menggunakan mereka, usaha kamu akan membuahkan hasil berdasarkan pemahaman dalam mengikuti bab ini.

Data Flow diagram

Data flow diagram adalah representasi gambaran dari suatu system, aliran data antar komponen dan sumber-sumber, tujuan , dan penyimpanan data. Gambar 3.1 menunjukan 4 simbol yang di gunakan pada dfd. Pelajari symbol dan definisi-nya sebelum membaca. perhatikan bahwa gelembung dapat berupa sebuah entitas pada diagram aliran data fisik atau proses pada logika.










Simbol bubble/lingkaran :

menggambarkan suatu entitas atau proses dimana aliran  masuknya  data diubah menjadi aliran data keluar.








Simbol aliran data :

merupakan jalur untuk data.













Simbol entitas eksternal :

menggambarkan sumber atau tujuan data di luar sistem.








File simbol :

merupakan tempat di mana data disimpan.



Gambar  3.1 Simbol DFD

Catatan: lingkaran dapat berupa sebuah entitas pada diagram aliran data fisik atau proses pada diagram aliran data logis





Jenis dari Data Flow Diagrams
Diagram Konteks 
Gambar 3.2 adalah contoh dari tipe pertama DFD, yaitu diagram konteks. Diagram konteks merupakan diagram tingkat pertama, diagram sistem informasi yang menggambarkan data yang mengalir masuk dan keluar dari sistem dan juga masuk dan keluar dari entitas eksternal.










Gambar 3.2 menjelaskan beberapa istilah penting dalam sistem.


Beberapa istilah penting dalam sistem tersebut adalah :

·          Lingkaran : dalam diagram konteks mendefinisikan batasan sistem,

·          Batasan : adalah perbatasan antara "sistem yang penting" dan lingkungan sistem,

·          Lingkungan : terdiri dari semua yang mengelilingi sistem,

·          Entitas : menunjukkan lingkungan yang relevan,

·          Lingkungan yang relevan : adalah bagian dari lingkungan yang mempengaruhi "sistem yang penting", karena sistem didefinisikan.

Sebagai contoh, pada Gambar 3.2, hanya pelanggan dan bank yang berada dalam lingkungan yang relevan. Bisakah kita termasuk ke dalam penyewa sebagai sumber pembayaran untuk menyewa? Ya, dan, jika kita lakukan, diagram konteks akan menyertakan entitas "Penyewa" dan aliran data yang menggambarkan pembayaran sewa.

Konsep sistem yang terakhir adalah interface. Interface merupakan aliran yang menghubungkan sistem dengan sistem lingkungan tersebut. Dalam gambar 3.2, "Payment" dan "Deposit" merupakan sebuah interface/antarmuka. Hubungan antara komponen sistem (yaitu, antar subsistem) juga bisa dibilang sebagai interface.


Physical Data Flow Diagram

Physical Data Flow Diagram (diagram aliran data fisik) adalah representasi bergambar dari sistem yang menunjukkan entitas sistem internal dan eksternal, serta arus data masuk dan keluar dari entitas. Entitas internal bisa berupa :

· Orang atau tempat (misalnya, departemen) · atau mesin (misalnya, komputer) yang mengubah data dalam sistem.







Gambar 3.3 Physical Data Flow Diagram



Physical DFD menentukan di mana, bagaimana, dan oleh siapa suatu proses sistem dicapai, bukan memberi tahu kita apa yang sedang dicapai. Sebagai contoh, pada Gambar 3.3 menjelaskan bahwa "Penjualan petugas" menerima uang tunai dari "Pelanggan" dan mengirim uang dan data pendaftaran ke "Kasir". Jadi, kita bisa lihat kemana uang pergi dan bagaimana penerimaan kas data diterima, tapi kita tidak tahu persis apa yang dilakukan oleh petugas penjualan.


Lingkaran physical DFD yang diberi label dengan nouns (kata benda) dan arus data yang diberi label bisa menunjukkan bagaimana data yang ditransmisikan antar . Sebagai contoh, "Petugas Penjualan" mengirimkan "66W Form" untuk "Pembukuan", maka itu menunjukkan persis di mana lokasi file (dalam "Pembukuan") dan label file menunjukkan bagaimana (dalam "penjualan buku biru") sistem menyimpan catatan penjualan, sedangkan kotak entitas pada diagram konteks menentukan entitas eksternal di dalam lingkungan yang relevan, lingkaran-lingkaran di dalam Physical DFD mendefinisikan entitas internal.



Logical Data Flow Diagram

Sebuah Logical Data Flow Diagram adalah gambaran representasi dari sistem yang menunjukkan pemrosesan di dalam sistem dan aliran data yang masuk dan keluar dari proses. Kami menggunakan Logical DFD untuk mendokumentasikan sistem informasi karena kita dapat mewakili sifat logis dari sistem (tugas yang sedang dilakukan sistem) tanpa harus menentukan bagaimana, dimana, atau oleh siapa tugas dapat diselesaikan.

Keuntungan dari Logical DFD (dibandingkan dengan Physical DFD) adalah bahwa kita dapat berkonsentrasi pada fungsi yang dilakukan sistem. Lihat, misalnya Gambar 3.4, di mana label pada data flow menggambarkan sifat dari data, bukan bagaimana data ditransmisikan. Apakah "Pembayaran" dilakukan dalam bentuk cek, uang tunai, kartu kredit, atau kartu debit? Kita tidak tahu. Apakah "Jurnal Penjualan" sebuah buku, kartu, atau file komputer? Sekali lagi kita tidak tahu. Apa yang kita tahu adalah pembayaran telah diterima, diverifikasi untuk keakuratan, tercatat dalam jurnal penjualan dan disimpan di bank. Jadi, sebuah Logical DFD menggambarkan kegiatan suatu sistem, sedangkan Physical DFD menggambarkan infrastruktur dari sistem. Kita membutuhkan kedua gambar tersebut untuk sepenuhnya memahami sebuah sistem.
 



Gambar 3.4 Logika Data Flow Diagram (Diagram level 0)



Jadi, perhatikan bahwa proses dalam Gambar 3.4 diberi label dengan "kata kerja" yang menggambarkan tindakan yang dilakukan, dan tidak dilabeli dengan "kata benda" yang kita lihat dalam Physical DFD.



Gambar 3.4 adalah perincian dari diagram konteks pada Gambar 3.2. Karena semua lingkaran-lingkaran pada Gambar 3.4 di beri nomer diikuti dengan titik desimal dan angka nol, diagram ini sering disebut dengan diagram "level 0". Anda harus menyadari bahwa setiap data yang masuk dan keluar dari lingkaran konteks pada Gambar 3.2 juga mengalir masuk dan keluar dari lingkaran pada Gambar 3.4 (kecuali untuk laporan arus diantara lingkaran-lingkaran, seperti "Data Penjualan", yang terdapat pada lingkaran di Gambar 3.2). Ketika dua DFD -dalam hal ini, konteks dan level 0- memiliki arus data yang sama dengan data eksternal, kita dapat simpulkan bahwa DFD sudah seimbang. Jika yang seimbang yaitu, diagram konteks, Logical DFD, dan Physical DFD, berarti DFD sudah benar.

Untuk memperoleh Gambar 3.4, kita telah "merinci" diagram konteks pada Gambar 3.2 ke dalam komponen yang lebih kecil. Kami telah melihat ke dalam diagram konteks untuk melihat subdivisi utama dari "proses penerimaan kas". Subdivisi berurutan, atau "perincian", dari Logical DFD disebut partisi top-down dan, ketika dilakukan dengan benar, pasti akan mengarah pada DFD yang seimbang.

Kami akan menggunakan Gambar 3.5, yang menggambarkan satu set generik DFD yang telah seimbang, untuk belajar mempartisi dan menyeimbangkan. Perhatikan bahwa level 0 DFD (bagian b) memiliki input yang sama (A) dan output yang sama (B) sebagai diagram konteks (bagian a). Sekarang lihat pada bagian c, yaitu perincian lingkaran 1.0. Bagian c memiliki input yang sama (A) dan output yang sama (C dan D) di bagian b. Hubungan ini harus tetap ada karena diagram 1.0 (bagian c) merupakan perincian dari lingkaran 1.0 pada bagian b. Hal yang sama dapat dikatakan untuk bagian d, yang merupakan partisi dari lingkaran 3.0. Jadi, bagian e menunjukkan diagram 3.1, yaitu sebuah partisi dari lingkaran 3.1. Pelajari Gambar 3.5 dan pastikan Anda memahami hubungan antara level di dalam DFD. Ketika Anda sedang mempelajari sebuah gambar, Anda juga mungkin akan menyadari dan melihat konvensi yang digunakan untuk menomori lingkaran pada setiap levelnya. Dan juga, anda akan melihat bahwa entitas muncul dalam diagram konteks dan diagram level 0, tetapi biasanya tidak muncul dalam diagram di bawah level 0.

Partisi top-down dari DFD sering dikaitkan dengan pendekatan sistem, yang merupakan cara berpikir tentang solusi untuk mengatasi masalah dan tentang bagaimana rancangan dari sistem informasi. Pendekatan sistem meminta kita untuk menyadari/mengerti sebuah sistem secara keseluruhan yang terdiri dari beberapa bagian yang saling berhubungan. Dengan menggunakan pendekatan ini, kita kemudian menganalisis masalah atau sistem dengan menguraikan system (Atau situasi masalah) dengan cara top-down, akan terlihat lebih detail. Setelah melakukan dekomposisi dengan melihat sistem dan tujuan sistem, serta menarik adanya keterkaitan antara system yang satu dengan sistem lain, barulah kita dapat memecahkan masalah atau merancang sistem baru.





Gambar 3.5 Sepereangkat DFD yang Seimbang

CATATAN:
Tidak ada Diagram 2.0, sebagai proses 2.0 adalah proses dasar.
Asumsikan bahwa lingkaran 1.1, 1.2, 1.3, 1.4, 3.1.1, 3.12, dan 3.2 adalah proses dasar.


Kita bisa menggunakan DFD dalam dua cara utama yaitu: Kita dapat menggambanya dengan cara mendokumentasikan sistem yang ada, atau kita dapat membuatnya dengan cara menelaah sistem yang baru dibuat.

Pada bagian ini, kami menjelaskan suatu proses pembuatan DFD dari sebuah narasi untuk menggambarkan sebuah sistem yang sudah ada. 


Narasi
Gambar 3.6 berisi narasi yang menggambarkan sistem penerimaan kas pada Perusahaan Causeway dengan:

· Kolom pertama menunjukkan nomor paragraf,

· Kolom kedua berisi nomor baris untuk teks narasi,

· Kolom ketiga berisi teks narasi.

Di sini dijelaskan metode menggambar DFD secara berurutan untuk sistem pada Perusahaan Causeway.


Jika menyimak dan mempraktekan tulisan ini, DFD (dan diagram alur) yang akan dibuat akan memiliki tampilan yang lebih profesional, terlebih jika Anda menggunakan template flowchart. Template flowchart adalah kumpulan berbagai simbol charting (seperti lingkaran, kotak, dan persegi panjang) sekaligus menyediakan sarana untuk memprediksi simbol yang akan digunakan sehingga mempercepat dalam pembuatan flowchart. 


Tabel Entitas dan Aktivitas

Langkah pertama kami adalah untuk membuat tabel entitas dan aktivitas. Dalam jangka panjang, daftar ini akan mengarah pada persiapan DFD dan flowchart yang lebih cepat dan akurat, karena menjelaskan informasi yang terdapat dalam narasi dan membantu mendokumentasikan sistem dengan benar.

Untuk memulai Tabel entitas dan kegiatan, pertama lihat narasi yang disortir secara line-by-line (baris demi baris) dan menempatkan sebuah kotak di sekitar kejadian pertama dari setiap internal dan entitas eksternal. Setelah Anda telah menempatkan kotak di masing-masing perusahaan, daftar setiap entitas, dan kemudian membandingkan daftar ke dalam daftar pada kolom pertama dari Tabel 3.1. Perhatikan bahwa narasi mengacu pada beberapa entitas dalam lebih dari satu cara. Sebagai contoh, kita memiliki "ruang surat" on line 3 dan "pegawai" pada baris 5.





Mengapa kita memiliki "bank" dan "buku besarkantor" dalam daftar kami? Karena kita asumsikan bahwa mereka menerima item (yaitu, deposit dan jumlah penerimaan uang tunai) yang dikirimkan kepada mereka. Mengapa kita memberikan daftar "terminal online" pada komputer?









 Tabel 3.1 Entitas dan kegiatan dalam membuat sistem penerimaan kas


Karena tidak muncul apa-apa pada terminal sehinggal tidak melakukan proses apapun tetapi menjadi bagian pada komputer pusat. Sebelum membaca, selesaikan dahulu data yang tidak sesuai antara daftar entitas dan daftar pada kolom pertama pada Tabel 3.1. Selanjutnya siapkan tabel entitas dan kegiatan Anda melalui narasi dan lingkaran setiap kegiatan yang dilakukan. Darimana kegiatan itu berasal, diubah, atau menerima data. Daftar setiap kegiatan dalam urutan yang muncul dalam narasi. Daftar kegiatan pada entitas adalah yang melakukan aktivitas. setelah Anda memiliki semua kegiatan yang tercantum, berikan berturut-turut nomor setiap aktivitas. Bandingkan daftar kegiatan ke dalam tabel. Perhatikan bahwa terdaftar baik 7 kegiatan dan kegiatan 8. Mungkin kegiatan 7 berkaitan dengan aktivitas 8 sehinggal tidak perlu dicatat. Namun, lebih baik untuk mendaftarkan kegiatan yang ragu-ragu tersebut daripada melewatkannya. Melihat bagaimana kita terdaftar 15 aktivitas, ditemukan pada baris 23 dan 24 --- kita dapat merubah ke bentuk aktif dari kata kerja "memberitahu" sehingga kita bisa menunjukkan aktivitas di pada entitas yang melakukan tindakan. Sebelum membaca, periksa kembali daftar kegiatan hingga sesuai dengan data pada tabel.



Menggambar Konteks Diagram

Sekarang kita siap untuk menggambar diagram konteks. Diagram konteks dimulai dari satu lingkaran, lalu kita dapat mulai diagram konteks dengan menggambar satu lingkaran di tengah kertas. Selanjutnya, kita harus menarik kotak entitas. Untuk melakukan hal ini, kita harus memutuskan mana dari entitas dalam tabel yang eksternal dan akan menjadi sumber atau dalam, dan yang bersifat internal ke sistem.

Pedoman 1:

Termasuk dalam konteks sistem (bubble) setiap entitas yang melakukan satu atau lebih memproses informasi.

Kegiatan pengolahan data merupakan kegiatan mengubah data. Kegiatan pengolahan informasi meliputi persiapan dokumen, entri data, verifikasi, klasifikasi, penyusunan, atau penyortiran, perhitungan, dan peringkasan. Data pengiriman dan penerimaan tidak termasuk dalam kegiatan pengolahan informasi karena bukan bagian dari pengubahan data.
Untuk menentukan mana entitas yang tidak melakukan kegiatan pengolahan informasi, kita harus memeriksa tabel entitas dan kegiatan. Melalui tabel entitas dan kegiatan lalu samakan pada semua kegiatan yang tidak dilakukan pada kegiatan pengolahan informasi.

Pedoman 2 :

Hanya mencakup pemrosesan rutinitas normal, tidak ada pengecualian rutinitas atau kesalahan rutinitas, pada diagram konteks DFD fisik, dan tingkat 0 DFD logis.
Karena dari 15 aktifitas tersebut terjadi ketika data pembayaran terdapat kesalahan, maka kita harus menghilangkan hal tersebut.

Tabel entitas dan kegiatan dengan kegiatan dieliminasi dan dicoret, dengan menunjukkan ruang surat, piutang, kasir, dan komputer melakukan kegiatan pengolahan informasi dan pelanggan, bank, dan kantor buku besar. Entitas yang melakukan kegiatan pengolahan informasi adalah entitas internal. Semua entitas lain yang ditemukan dalam narasi adalah entitas eksternal dan termasuk dalam diagram konteks sebagai sumber atau dalam. Tidak ada entitas lain yang akan ditambahkan pada pedoman ini :

Pedoman 3:

Termasuk pada semua sistem dokumentasi (dan hanya) kegiatan yang digambarkan dalam narasi sistem - tidak lebih, tidak kurang.
Karena ada tiga entitas eksternal ke sistem penerimaan kas -- pelanggan, bank, buku besar kantor -- Anda harus menggambar tiga kotak mengelilingi lingkaran konteks satu. Selanjutnya, gambar dan label arus data yang menghubungkan entitas eksternal dengan lingkaran kecil. Sejak logis (versus fisik) label biasanya digunakan pada diagram konteks, Anda harus melakukan yang terbaik untuk mendapatkan arus pada label logis. Langkah terakhir adalah untuk label konteks lingkaran kecil. Dituliskan label deskriptif yang meliputi pengolahan yang terjadi dalam sistem. Label dalam gambar 3.7 menunjukkan ruang lingkup dari sistem dan tidak termasuk penerimaan kas dari sumber lain. Angka 3.7 menunjukkan diagram telah selesai. Bandingkan diagram konteks Anda, dan selesaikan daftar yang tidak sesuai. Kita harus menyadari bahwa kita termasuk persegi tunggal untuk banyak pelanggan. pedoman berikut berlaku.

Pedoman 4 :

Ketika beberapa entitas beroperasi identik, gambarkan hanya satu untuk mewakili semua.

Menggambar Diagram Alir Data Fisik

Untuk menjaga DFD fisik seimbang dengan diagram konteks, mulai dengan
menggambar tiga entitas eksternal dari diagram konteks dekat tepi selembar kertas. Selanjutnya, gambar dan labeli setiap aliran data yang masuk ke dua tenggelam dan keluar dari sumber tunggal. Karena ini DFD fisik, aliran data harus memiliki label yang menggambarkan aliran pencapaian sarana. Misalnya, pembayaran dari pelanggan dilabeli "cek dan berita pengiriman uang." Karena masing-masing entitas internal yang tercantum dalam Tabel 3.1, tabel entitas dan kegiatan, menjadi lingkaran kecil dalam DFD fisik, kita tahu bahwa saat ini DFD fisik akan berisi empat lingkaran kecil : satu untuk ruang surat, kasir, piutang, dan komputer, kita akan mulai menambahkan keempat lingkaran kecil tersebut dengan terlebih dahulu menggambar lingkaran kecil pada diagram kita yang terhubung ke sumber-sumber dan tenggelam. Selama proses ini, Anda harus mempertimbangkan semua kegiatan "kirim" dan "menerima" dan kegiatan timbal balik tersirat. Misalnya, aktivitas 1 menunjukkan ruang surat yang "menerima" cek dan remittance
















Gambar 3.7 Lintasan diagram konteks 


Saran. Seperti yng kita katakana sebelumnya, implikasinya adalah pelanggan “Mengirimkan” barang- barang. Gambar dan tuliskan lingkaran ruang surat, lingkaran piutang dan lingkaran kasir. Gunakan aliran data untuk menghubungkan masing – masing lingkaran untuk entitas yang terkait.
Untuk melengkapi DFD, kita harus melalui table entitas da kegiatan sekali lagi gambar semua entitas dan aliran data yang tersisa. Perhatikan kami saat kami melengkapi diagram. Kegiatan 5 menunjukan hubungan atara ruang surat dan piutang. Kegitan 6 menunjukan sebuah hubungan antara ruang surat dan kasir. Kegiatan 8 memberitahu kita bahwa petugaas piutang memasukan adta kedalam computer. Gambarkan lingkaran computer. Namakan “4.0” dan hubungkan dengan piutang. Untuk memulai kegiatan 9, piutang harus menerima laporan dari kompter. Gambar dan namakan satu atau dua aliran(Kita Pilih Dua). Untuk melakukan kegiatan 11 kasir harus menerima slip deposit dari computer. Kegiatan 13m menjelaskan bahwa file piutang harus dibaca sehingga catatan faktur dapat diambil. Gambar piutang master file dan aliran dari file ke lingkaran computer. Melihat bahwa nama pada file menunukan bahwa media tempat penyimpanan adalah disk. Kita gambar aliran hanya dari file, Karena permintaan data bukanlah aliran data. Oleh karena itui, kita jangan menunjukan permintaan untuk catatan faktur. Pergerakan catatan daroi file dalam menanggapi permintaan – permintaan ini adalah aliran data dan ditampilkan. Juga melihat bahwa kita tidak menunjukan aliran dari piutang masterfile secara langsung ke lingkaran piutang, karena masterfile piutang adalah file computer. Computer hanya dapat membaca dan menulis file.

Karena catata faktur harus dibaca kedalam computer, diperbaharui dan kemudian baca kembali ke piutang master file. Kegiatan 14 membutuhkan alitran data dari dank e materfile piutan. Kegiatan 17 mengharuskan kita menggambar sebuah file untuk rekaman log dan kita menggambar aliran data dari computer kedalam file tersebut. Sedangkan kegiatan 16 mensyaratkan bahwa kita menggambar aliran dari log file. Akhirnya untuk menggambarkan aliran data yang dibutuhkan untuk mencetak laporan yang ditunjukan dalam kegiatan 18 & 19 kita perlu untuk menggambar aliran dari kedua file kedalam computer. Anda mungkin berfikir bahwa semua aliran masuk dan keluar dari file – file yang tidak diperlukan. Kami menawarkan sebuah saran dalam bentuk pedoman.

Pedoman 5:

Untuk penjelasan, ambar aluran data untuk setiap aliran masuk dan keluar dari file.
Gambar 3.8 adalah menyesuaikan jalan lintasan DFD saat ini. bandingkan untuk diagram sebelum membaca, memecahkan beberapa perbedaan. Anda harus menyadari bahwa ada file antara ruang surat dan kasir. File ini tidak disebutkan dalam cerita. Telah ditambahkan untuk menunukan bahwa kasir harus berpegang pada kumpulan cek sampai slip simpanan dicetak pada terminal computer. Kami menawarkan pedoman berikut.


Pedoman 6:

Jika file secara logis diperlukan(yaitu karena adanya keterlambatan antara proses). Termasuk file dalam diagram, apakah atau tidak itu disebutkan dalam cerita. Haruskah kita gambar sebuah file untuk menunjukan bahwa saran kumpulan pembayaran dan total kumpulan yang dipertahankan dalam piutang sampai laporran computer yang diterima? Kita harus. Anda harus menggunakan pedoman 6 dengan hati –hati, bagaimanapun sehingga anda tidak menggambar DFD ini dengan berantakan dengan file dan Karen itu sulit untuk membaca. Anda memerlukan menggunakan penilaian anda.



Gambar 3.8 Arus Fisik DFD pada perusahaan Causeway


Menggambar logika diagram aliran arus data. Arus data DFD menggambarkan kegiatan logis yang dilaksanakan dalam system. Karena tingkat 0 DFD menggambarkan pengelompokan tertentui dari kegiatan logis, kita mulai dari tingkat ) menghitung kegiatan dalam system itu. Kami mengelompokan kegiatan tersebut. Jika kamu telah mengikuti sesuai seperti kami, kamu telah memiliki daftar kegiatan untuk dimasukan kedalam diagram level 0. Tahukah kamu daftar apakah itu? Kegiatan yang dimasukan kedalam diagram level 0 adalh kegiatan tersisa pada table entitas dan kegiatan. Table 3.1, setelah kita memisahkan seluruh kegiatan proses bukan informasi. Daftar kita termasuk kegiatan 2, 3, 4, 8, 9, 11, 13, 14, 16, 17, 18 dan 19. Panggil kembali daftar tersebut, sekarang, kita tidak usah mempertimbangkan kegiatan lainnya karena kegiatan laiinya akan di laksanakan dalam keadaan selain normal dan sebenarnya tidak termasuk diagram level 0. Atau hanya mengirim atau menerima data. Beberaoa pedoman akan membantu kita untuk mengelompokan aktivitas tersebut.

Pedoman 7 :

Kelompokan kegiatan jika mereka berada pada tempat yang sama dan waktu yang sama.

Untuk contoh, kegiatan 2 dan 3 dilakukan di ruang surat oleh petugas yang menerima bayaran masing – masing



Garis pedoman 8:

Aktivitas kelompk jika mereka terjadi pada saat yang sama tapi di tempat yang berbeda
Untuk contoh , aktfitas 11 adalah dilakukan oleh kasir segera setelah komputer mencetak slip setoran dalam kegiatan 16



Garis pedoman 9 :

kegiatan kelompok yang tampaknya logis terkait untuk menghilangkan tunggal – majemuk

kegiatan segala kemungkinan



Garis pedoman 10:

untuk membuat DFD dibaca, gunakan antara lima dan tujuh lingkaran.
kami telah menemukan bahwa kita dapat mengikuti panduan ini lebih mudah jika kita "semacam" tingkat 10 activities.although ada sejumlah cara untuk mengurutkan kegiatan, pemilahan kronologis menyebabkan lebih cepat untuk solusi. cobalah memilah kegiatan dalam urutan kronologis, kemudian meninjau tabel 3.2 untuk melihat seberapa dekat daftar diurutkan datang ke kita. menyelesaikan perbedaan sebelum pindah. Kegiatan 13,14,17dan kegiatan 18 dan 19.
Meskipun ini akan memberikan solusi yang memuaskan, akan ada delapan yang akan ada beberapa yang hanya berisi satu kegiatan. Karena kita memilih untuk tidak memiliki satu - aktivitas sampai kita sampai ke tingkat terendah DFD, kita lanjutkan dengan pengelompokan lanjut.
Jika kita menerapkan pedoman 8 untuk pengelompokan sebelumnya kita bisa menggabungkan kegiatan 8 dan 13,14,17,16 dan 11, dan 9, 18, 19. Solusi ini juga baik-baik saja. isa dan sedikit lebih baik daripada bacause solusi pertama kami sekarang memiliki lima dan kami hanya memiliki satu tidak - aktivitas.

Singkatnya, kelompok kami adalah.

Kelompok 1: kegiatan 2,3,4

Kelompok 1: kegiatan 8,131,4,17

Kelompok 1: kegiatan 16,11

Kelompok 1: kegiatan 18,19,9

Setelah Anda memilih kelompok Anda, berikan masing-masing kelompok namethat yang menggambarkan aktivitas logis dalam kelompok dan menarik contoh DFD.for saat logis, kami berlabel "penerimaan kas menangkap" 1,0 karena yang terdiri dari semua kegiatan setelah pembayaran dikirim oleh pelanggan sampai pembayaran mengetik ke dalam komputer.
Bandingkan diagram Anda untuk solusi dalam gambar 3.9 menyelesaikan segala perbedaan. Diagram liethat shouldlook Anda dalam gambar 3.9 jika Anda menggunakan kelompok kami menggambarkan pengelompokan lain yang mungkin dalam pedoman., Masing-masing kelompok yang berbeda harus mengarah pada DFD logis yang berbeda.



Ringkasan menggambar diagram alir data

Dalam bagian ini, kami merangkum apa yang telah kita pelajari tentang menggambar DFD, dan kami menyajikan petunjuk untuk membantu Anda menggambar diagram hese. Akhirnya, kami memberikan pedoman baru untuk menangani beberapa beberapa specialcases yang din't muncul ketika kita menarik DFD lintas. Penyunting 3,9 DFD logis inisial SAAT (LEVEL 0) Pertama dan terpenting jangan biarkan kekakuan dokumentasi mendapatkan int cara menggunakan diagram untuk memahami sistem. Kami telah menyajikan banyak pedoman, petunjuk, dan instruksi untuk membantu Anda menggambar DFD, menggunakan pertimbangan Anda dalam menerapkan informasi ini.
Akan ada saat-saat ketika fungsi operasional melakukan kegiatan pengolahan informasi untuk examlpe: ketika departemen menerima menyiapkan dokumen yang menunjukkan berapa banyak widget telah diterima, yang primally unit operasi, sedang melakukan aktivitas pemrosesan informasi. Gudang dan departemen pengiriman lainnya operasi unit yang sering melakukan kegiatan pengolahan informasi, pedoman berikut berlaku:



Pedoman 11:

Sebuah aliran data harus pergi ke alun-alun entitas operasi pada saat operasi hanya fungsi yang akan dilakukan oleh entitas tersebut. aliran data harus memasukkan jika entitas operasi adalah untuk melakukan suatu kegiatan pemrosesan informasi. Sebagai contoh: ketika entitas operasi menerima Barang, sebuah DFD fisik bisa menunjukkan baik sebagai "menerima", di mana sebagai DFD logis mungkin menunjukkan baik kotak departemen menerima atau menyelesaikan menerima laporan "lingkaran". Pada DFD fisik, membaca file komputer dan menulis ke file komputer harus melalui komputer. Ini adalah proses untuk keluar-dari transaksi biasa atau erroneos. Pengolahan yang dilakukan di selain situasi normal harus didokumentasikan di bawah tingkat 0 DFDwith menolak rintisan yang menunjukkan bahwa proses exeptional harus dapat diketahui. Ini menolak stub, yang hanya ditunjukkan di diagram tingkat yang lebih rendah, dapat ditambahkan tanpa membawa himpunan diagram tidak seimbang.


Pengendalian Intern&Pengambilan Keputusan


 NAMA                 : LITA HARDINASARI
NPM                     : 34110054
KELAS                 : 3DB21
MATA KULIAH    : SISTEM INFORMASI AKUTANSI#
1
P    1.PENGENDALIAN INTERN

Secara umum, Pengendalian Intern bagian dari yaitu sistem yang dipergunakan sebagai prosedur dan pedoman pelaksanaan operasional perusahaan atau suatu organisasi. Sedangkan Sistem Pengendalian Intern merupakan kumpulan dari pengendalian intern yang terintegrasi, berhubungan dan saling mendukung satu dengan yang lainnya.

Di dalam lingkungan perusahaan, pengendalian intern didifinisikan yaitu suatu proses yang diberlakukan oleh pimpinan dan management secara keseluruhan, dirancang untuk tercapainya tujuan perusahaan yang secara umum dibagi kedalam tiga kategori, yaitu :
a) Ke-efektif-an dan efisiensi operasional perusahaan
b) Pelaporan Keuangan yang handal
c) Kepatuhan terhadap prosedur dan peraturan yang diberlakukan

Suatu pengendalian intern dapat efektif bila ketiga kategori tujuan perusahaan tersebut dapat dicapai, yaitu dengan kondisi :
a) Direksi dan manajemen mendapat pemahan akan arah pencapain tujuan perusahaan, dengan, meliputi pencapaian tujuan atau target perusahaan, termasuk juga kinerja, tingkat profitabilitas, dan keamanan sumberdaya (asset) perusahaan.
b) Laporan Kuangan yang dipublikasikan adalah handal dan dapat dipercaya, yang meliputi laporan segmen maupun interim.
c) Prosedur dan peraturan yang telah ditetapkan oleh perusahaan sudah taati dan dipatuhi dengan semestinya.
Sistem Pengendalian Intern merupakan kumpulan dari pengendalian intern yang terintegrasi, berhubungan dan saling mendukung satu dengan yang lainnya.

Struktur Pengendalian Intern
Struktur pengendalian intern terdiri dari 5 (lima) komponen, yaitu :
(1). Lingkungan Pengendalian
Komponen pengendalian yang lain yang secara umum dapat memberikan acuan disiplin. Yaitu : Integritas, Nilai Etika, Kompetensi personil perusahaan, Falsafah Manajemen dan gaya operasional, cara manajmene di dalam mendelegasikan tugas dan tanggung jawab, mengatur dan mengembangkan personil, serta, arahan yang diberikan oleh dewan direksi.
(2). Penilaian Resiko
Identifikasi dan analisa atas resiko yang relevan terhadap pencapaian tujuan yaitu mengenai penentuan “bagaimana resiko dinilai untuk kemudian dikelola”. Komponen ini hendaknya mengidentifikasi resiko baik internal maupun eksternal untuk kemudian dinilai.
(3). Aktivitas Pengendalian
Kebijakan dan prosedur yang dapat membantu mengarahkan manajemen hendaknya dilaksanakan. Meliputi : aktifitas-aktifitas persetujuan, kewenangan, verifikasi, rekonsiliasi, inspeksi atas kinerja operasional, keamanan sumberdaya (aset), pemisahan tugas dan tanggung jawab.
(4). Informasi dan Komunikasi
Menampung kebutuhan perusahaan di dalam mengidentifikasi, mengambil, dan mengkomukasikan informasi-informasi kepada pihak yang tepat agar mereka mampu melaksanakan tanggung jawab mereka. Di dalam perusahaan (organisasi), Sistem informasi merupakan kunci dari komponen pengendalian ini.
(5). Pengawasan
Pengendalian intern seharusnya diawasi oleh manajemen dan personil di dalam perusahaan. Ini merupakan kerangka kerja yang diasosiasikan dengan fungsi internal audit di dalam perusahaan (organisasi).
Kelima komponen ini terkait satu dengan yang lainnya, sehingga dapat memberikan kinerja sistem yang terintegrasi yang dapat merespon perubahan kondisi secara dinamis.


Istilah-istilah penting dalam Pengendalian Intern
a    A)Kondisi Terlaporkan (Reportable Condition)
Istilah lainnya adalah Defisiensi Signifikan, kedua istilah ini dipergunakan dalam mendefinisikan suatu kondisi yang defisiensi secara signifikan di dalam rancangan atau operasional atas pengendalian intern yang mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam melakukan pencatatan, proses, mengkompilasi dan melaporkan data keuangan.Defisiensi signifikan yang luas dapat mengakibatkan Kelemahan Material (Material Weakness).

      B)Kelemahan Material (Material Weakness)
Didefinisikan sebagai kondisi yang terlaporkan dimana rancangan atau opersional dari salah satu atau lebih pengendalian intern-nya tidak mampu mengurangi atau menurunkan suatu resiko ringan atau salah penyajian yang disebabkan oleh kesalahan atau penggelapan yang jumlahnya relatif material kaitannya dengan laporan keuangan yang jika di audit akan dapat ditemukan.


c    C)Kompensasi Pengendalian (Compensating Control)
Perusahaan yang karena skala usahanya memang termasuk kecil, mengakibatkan perusahaan tidak memungkinkan untuk melaksanakan pengendalian intern yang sederhana sekalipun (misalnya : pemisihan tugas atau fungsi). Adalah penting bagi manajemen untuk melakukan kompensasi terhadap bagian yang pengendaliannnya lemah.



    2. PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Jika Anda seorang pemimpin yang aktif berkomunikasi, tentunya Anda sering mengambil keputusan mulai dari hal-hal yang sederhana sampai pada yang berdampak terhadap banyak kepentingan.

Terdapat tiga cara pengambilan keputusan yang seharusnya dapat dimainkan oleh seorang pemimpin. Tiap cara mempunyai karakter tersendiri yang ditentukan oleh keadaan dan keterlibatan orang-orang didalamnya.

 A) Memutuskan sendiri. Dalam hal ini Anda, sebagai pemimpin, mengambil keputusan sendiri dan kemudian mengkomunikasikan keputusan Anda pada orang-orang di tim Anda. Cara ini efektif saat Anda mempunyai informasi cukup dan pengetahuan yang diperlukan. Keputusan Anda akan diterima baik oleh tim karena waktunya pun terbatas.

B) Konsultatif. Anda berkonsultasi dengan anggota tim yang lain dalam mengumpulkan informasi untuk mendapatkan kepastian. Konsultasi ini bisa dilakukan dalam suasana pertemuan one-on-one atau dalam sesi meeting. Begitu informasi yang diperlukan terkumpul, Anda membuat keputusan dan mengkomunikasikannya pada orang lain.

C) konsensus. Pendekatan ini melibatkan Anda dan anggota tim yang lain untuk mencapai kesepakatan dalam pengambilan keputusan. Semua terlibat aktif untuk menyuarakan pendapatnya. Keputusan yang diambil merupakan hasil mufakat bersama yang diterima oleh semua pihak dengan memuaskan. Konsensus tidak serta merta memerlukan persetujuan semua anggota, tapi paling tidak memenuhi kuorum yang disyaratkan.

Pendekatan apapun yang Anda ambil memerlukan seni berkomunikasi yang jelas dan terarah.

SUMBER :

Selasa, 30 Oktober 2012

TUGAS UKM

1. DESAIN FORMULIR.
Formulir yang berwarna putih di berikan pada pembeli, sedangkan nota yang berwarna merah di simpan penjual untuk dilakukannya pembukuan. 2. DOKUMEN FORMULIR. * PEMROSESAN. Nota pembelian macam-macam batik pudhi pekalongan. Prosesnya terjadinya jual beli barang. Di mulai dari pembeli yang memilih2 macam-macam batik ada baju , celana dll, kemudian setelah itu pembeli membayar ke kasir, dan dapat bukti pembayaran atau kwintansi. Di dalam kwintansi terdapat cataan berapa banyak yang di beli oleh pembelinya dan berapa harga dari masing-masing barang yang di belinya. Awal toko RIRI colection berdiri menurut wawancara yang saya lakukan. Toko RIRI ini berdiri dengan berkerja sama dengan pusat batik yang ada di pekalongan. Toko RIRI ini meminta toko pusat batik untuk pengirimkan macam-macam batik yang ia minta. Setelah barang yang di minta sudah di kirim, kemudian mulai di kalkulasi harga pembelian TOKO RIRI dengan TOKO pusat Pekalongan. Setelah itu TOKO RIRI mulai membuka TOKO. Lalu mulai menjual barang dagangnya sesuai harga yang sudah di buatnya. * ALUR TERJADINYA FORMULIR. Terjadinya formulir atau biasa disebut nota atau struk pembelian suatu barang. Ini terjadi bila ada pembelian dan penjualan, dimana TOKO tersebut mencacata penjualan yang tarjadi di hari ini atau di hitung pendapatannya tiap bulan sekali. Didalam nota terjadi penghitungan barang yang di beli. 3. LAPORAN. Jadi kesimpulannya terjadinya nota atau formulir ketika ada transaksi jual beli, dimana di dalam transanksi terdapat bukti pembelian dan bukti pembayaran yang disebut formulir atau nota. Pihak penjual pun mencatat pengeluaran barang dan pemasukan laba yang di dapatanya. Sedangkan pihak pembeli hanya pencatat pengeluaran saja tanpa mencatat laba yang di dapatnya. flowchart tentang proses penjualannya.

Rabu, 09 Mei 2012

BUDAYA JAWA TENGAH

PENDAHULUAN. Budaya jawa tengah adalah sebuah kultur yang di miliki oleh masyarakat jawa tengah. Kultur budaya jawa tengah menurut saya sangat unik. Di karenakan banyak adat istiadat yang berbeda dari suatu daerah ke daerah lain walaupun dalam satu budaya jawa tengah. Sedikit tentang sejarah budaya jawa tengah, Kebudayaan Jawa merupakan salah satu sosok kebudayaan yang tua. Kebudayaan Jawa mengakar di Jawa Tengah bermula dari kebudayaan nenek moyang yang bermukim di tepian Sungai Bengawan Solo pada ribuan tahun sebelum Masehi. Fosil manusia Jawa purba yang kini menghuni Museum Sangiran di Kabupaten Sragen, merupakan saksi sejarah, betapa tuanya bumi Jawa Tengah sebagai kawasan pemukiman yang dengan sendirinya merupakan suatu kawasan budaya. Dari kebudayaan purba itulah kemudian tumbuh dan berkembang sosok kebudayaan Jawa klasik yang hingga kini terus bergerak menuju kebudayaan Indonesia. Kata klasik ini berasal dari kata Clacius, yaitu nama orang yang telah berhasil menciptakan karya sastra yang mempunyai “nilai tinggi”. Maka karya sastra yang tinggi nilainya hasil karya Clacius itu dinamakan “Clacici”. Padahal Clacici adalah golongan ningrat/bangsawan, sedangkan Clacius termasuk golongan ningrat, oleh karena itu hasil karya seni yang mempunyai nilai tinggi disebut “seni klasik”. ISI. Budaya jawa tengah selain unik dalam adat istiadatnya, unik juga loch makanannya dan yang pasri enak. Dan ada banyak sekali seni budayanya dari beberapa jenis tarian,jenis adat istiadat,kepercayaan adat setempat. Jawa Tengah sebagai salah satu Propinsi di Jawa, letaknya diapit oleh dua Propinsi besar, yaitu Jawa Barat dan Jawa Timur. Secara administratif Propinsi Jawa Tengah terbagi menjadi 29 Kabupaten dan 6 Kota. Rumah Adat
Berdasarkan sejarah, perkembangan bentuk rumah tinggal orang jawa dapat dikategorikan menjadi 4 macam yaitu rumah tradisional: *bentuk Panggangpe *bentuk Kampung *bentuk Limasan *bentuk Joglo Dibanding bentuk lainnya, rumah bentuk joglo lebih dikenal masyarakat pada umumnya. Rumah Joglo kebanyakan hanya dimiliki oleh mereka yang mampu. karena rumah joglo butuh bahan lebih banyak dan mahal ketimbang rumah bentuk lain. Masyarakat jawa dulu menganggap bahwa rumah joglo tidak boleh dimiliki oleh sembarang orang, oleh orang kebanyakan, tapi hanya diperkenankan bagi kaum bangsawan, raja, dan pangeran, serta mereka yang terhormat dan terpandang. Namun dewasa ini rumah joglo digunakan pula oleh segenap lapisan masyarakat dan juga untuk berbagai fungsi lain, seperti gedung pertemuan serta perkantoran. Pada dasarnya rumah bentuk joglo berdenah bujur sangkar, dengan empat pokok tiang di tengah yang di sebut saka guru, dan digunakan blandar bersusun yang di sebut tumpangsari. Bentuk persegi empat ini dalam perkembangannya mengalami perubahan dengan adanya penambahan-penambahan ruang di sisi bangunannya namun tetap merupakan kesatuan bentuk dari denah persegi empat. Padepokan Jawa Tengah merupakan sebuah bangunan induk istana Mangkunegaran di Surakarta. Rumah penduduk dan keraton di Jawa Tengah umumnya terdiri atas 3 ruangan. Pendopo. Pringgitan, dan Dalem. Kesenian jawa tengah Tarian merupakan bagian yang menyertai perkembangan pusat baru ini. Ternyata pada masa kerajaan dulu tari mencapai tingkat estetis yang tinggi. Jika dalam lingkungan rakyat tarian bersifat spontan dan sederhana, maka dalam lingkungan istana tarian mempunyai standar, rumit, halus, dan simbolis. Jika ditinjau dari aspek gerak, maka pengaruh tari India yang terdapat pada tari-tarian istana Jawa terletak pada posisi tangan. Tarian yang terkenal ciptaan para raja, khususnya di Jawa, adalah bentuk teater tari seperti wayang wong dan bedhaya ketawang. Dua tarian ini merupakan pusaka raja Jawa. Bedhaya Ketawang adalah tarian yang dicipta oleh raja Mataram ketiga, Sultan Agung dengan berlatarbelakang percintaan antara raja Mataram pertama dengan Kangjeng Ratu Kidul. beberapa jenis tarian dari provinsi jawa tengah : * Tari Serimpi, sebuah tarian keraton pada masa silam dengan suasana lembut, agung dan menawan. * Tari Blambangan Cakil, mengisahkan perjuangan Srikandi melawan Buto Cakil (raksasa). Sebuah perlambang penumpasan angkara murka. WAYANG KULIT Kesenian wayang dalam bentuknya yang asli timbul sebelum kebudayaan Hindu masuk di Indonesia dan mulai berkembang pada jaman Hindu Jawa. Pertunjukan Kesenian wayang adalah merupakan sisa-sisa upacara keagamaan orang Jawa yaitu sisa-sisa dari kepercayaan animisme dan dinamisme. Menurut Kitab Centini, tentang asal-usul wayang Purwa disebutkan bahwa kesenian wayang, mula-mula sekali diciptakan oleh Raja Jayabaya dari Kerajaan Kediri. Pada abad ke 10 Raja Jayabaya berusaha menciptakan gambaran dari roh leluhurnya dan digoreskan di atas daun lontar. Bentuk gambaran wayang tersebut ditiru dari gambaran relief cerita Ramayana pada Candi Penataran di Blitar. Ceritera Ramayana sangat menarik perhatiannya karena Jayabaya termasuk penyembah Dewa Wisnu yang setia, bahkan oleh masyarakat dianggap sebagai penjelmaan atau titisan Batara Wisnu. Figur tokoh yang digambarkan untuk pertama kali adalah Batara Guru yaitu perwujudan dari Dewa Wisnu. KETOPRAK Ketoprak termasuk salah satu kesenian rakyat di Jawa tengah, tetapi juga bisa ditemui di Jawa bagian timur. Ketoprak sudah menyatu menjadi budaya masyarakat Jawa tengah. ketoprak adalah sejenis seni pentas yang berasal dari Jawa. Dalam sebuah pentasan ketoprak, sandiwara yang diselingi dengan lagu-lagu Jawa, yang diiringi dengan gamelan disajikan. Tema cerita dalam sebuah pertunjukan ketoprak bermacam-macam. Biasanya diambil dari cerita legenda atau sejarah Jawa. sesudah itu pagelaran Ketoprak semakin lama makin jadi bagus dan menjadi idola masyarakat, terutama di tanah Yogyakarta. didalam Pagelaran Ketoprak jadi lengkap dengan memakai cerita dan juga diiringi musik gamelan.
senjata tradisional. Keris adalah salah satu senjata tradisional budaya Indonesia, tentunya setelah nenek moyang kita mengenal besi. Berbagai bangunan candi batu yang dibangun pada zaman sebelum abad ke-10 membuktikan bahwa bangsa Indonesia pada waktu itu telah mengenal peralatan besi yang cukup bagus, sehingga mereka dapat menciptakan karya seni pahat yang bernilai tinggi. Namun apakah ketika itu bangsa Indonesia mengenal budaya keris sebagaimana yang kita kenal sekarang, Gambar relief paling kuno yang memperlihatkan peralatan besi terdapat pada prasasti batu yang ditemukan di Desa Dakuwu, di daerah Grabag, Magelang, Jawa Tengah. Melihat bentuk tulisannya, diperkirakan prasasti tersebut dibuat pada sekitar tahun 500 Masehi. Huruf yang digunakan, huruf Pallawa. Bahasa yang dipakai adalah bahasa Sanskerta. Prasasti itu menyebutkan tentang adanya sebuah mata air yang bersih dan jernih. dalam filosofi Jawa Kuno adalah lambang ilmu pengetahuan, kalasangka melambangkan keabadian, sedangkan bunga teratai lambang harmoni dengan alam. KESIMPULAN. terbyata budaya di indonesia sangat beragam salah satunya yaitu budaya jawa tengah. yang sangat unik dan bergam dari beberapa kergamannya. daftar pustaka www.google.com ragambudaya.blogspot.com

PESAWAT SUKHOI SUPER JET 100 HILANG

PESAWAT SUKHOI SUPER JET 100 HILANG. Pesawat sukhoi super jet 100 dikabarkan hilang di kawasan bogor gunung salak jawa barat. Namun kehilangan pesawat ini telah dilaksanakan pencarian sejak kemarin sore tgl 09 mei 2012 yang terbang sekitar jam 14.00 dan lost contact sekitar jam 16.00. Pencarian pesawat Sukhoi yang jatuh di Gunung Salak kembali dilakukan tim SAR wilayah Bogor dibantu relawan, TNI dan Polri. Dalam pencarian tersebut tidak hanya dilakukan dari arah Cidahu, Sukabumi, Jawa Barat, namun pencarian juga dilakukan dari arah Tenjolaya, Bogor. Pencarian kedua arah itu dilakukan berdasarkan keterangan warga, yang sempat melihat pesawat terbang rendah dan menghilang di telan Gunung Salak. Proses pencarian kali ini dilakukan dengan melewati jalur saat proses evakuasi pesawat Cessna yang pernah jatuh pada tiga tahun lalu. Salah satu relawan, Hendi, mengatakan untuk pencarian pesawat Sukhoi di Bogor dibagi menjadi dua posko. Posko pertama di Rindam Jaya, Pamijahan dan posko kedua di Desa Tapos I. Sementara itu, sejumlah keluarga korban masih mendatangi Pos Desa Tapos untuk mengetahui keberadaan keluarganya masing-masing.

Selasa, 03 April 2012

MAKALAH DEMOKRASI

PENDAHULUAN Latar Belakang Apakah demokrasi itu? Apakah negara ini sudah demokrasi? Pertanyaan ini selalu menghinggapi bangsa Indonesia ketika kita bicara istilah demokrasi. Ada pandangan produk dan atribut yang berkaitan dengan demokrasi sebagai produk luar negeri. Negara Indonesia sendiri tidak memiliki kejelasan yang tepat tentang demokrasi itu sendiri. Jika melihat bentuk demokrasi dalam struktur pemerintahan Indonesia dari level negara, provinsi, kabupaten, hingga kecamatan hampir dapat dipastikan di level ini demokrasi hanya sampai pada proses pembuatan kebijakan, sementara jika mencari demokrasi yang berupa ciri khas yang dapat mewakili bahwa Negara indonesia mempunyai diri demokrasi tersendiri itu dapat dilihat di level desa. Bagaimana seperti ditulis almarhum Moh. Hatta bahwa,”Di desa-desa sistem yang demokrasi masih kuat dan hidup sehat sebagai bagian adat istiadat yang hakiki.” Dasarnya adalah pemilikan tanah yang komunal yaitu setiap orang yang merasa bahwa ia harus bertindak berdasarkan persetujuan bersama. Struktur demokrasi yang hidup dalam diri bangsa Indonesia harus berdasarkan demokrasi asli yang berlaku di desa. Gambaran dari tulisan almarhum ini tidak lain dari pola-pola demokrasi tradisional yang dilambangkan oleh musyawarah dalam pencapaian keputusan dan gotong royong dalam pelaksanaan keputusannya tersebut. Dari gambaran di atas, hal ini pula yang menginspirasi demokrasi pancasila yang selalu menjadi Kiblat negara kita dalam menapaki kehidupan berbangsa dan bernegara masih perlu ditelaah atau dikaji secara lebih dalam lagi. Demokrasi Pancasila adalah demokrasi yang dihayati oleh bangsa dan negara Indonesia yang dijiwai dan diintegrasikan oleh nilai-nilai luhur Pancasila yang tidak mungkin terlepas dari rasa kekeluargaan. Akan tetapi yang menjadi pandangan kita sekarang. Mengapa negara ini seperti mengalami sebuah kesulitan besar dalam melahirkan demokrasi. Banyak para ahli berpendapat bahwa demokrasi pancasila itu merupakan salah satu demokrasi yang mampu menjawab tantangan zaman karena semua kehidupan berkaitan erat dengan nilai luhur Pancasila. Dalam hal ini kita ambil saja salah satu ahli Nasional Prof. Dardji Darmodihardjo, S.H. beliau mempunyai Pandangan bahwa demokrasi Pancasila adalah paham demokrasi yang bersumber kepada kepribadian dan falsafah hidup bangsa Indonesia yang terwujudnya seperti dalam ketentuan-ketentuan pembukaan UUD 1945. Lain hal lagi dengan Prof. dr. Drs. Notonegoro,S.H., belau mengatakan demokrasi pancasila adalah kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan yang berke-Tuhan-nan Yang Maha Esa, yang Berkepribadian Kemanusiaan yang Adil dan Beradab yang mempersatukan Indonesia dan yang berkedaulatan seluruh rakyat. Dalam buku “Le Contrac Sosial”, Jean Jacques Rousseau memaparkan bahwa penguasa atau pemerintah telah membuat perjanjian dengan rakyatnya yang disebut dengan istilah kontrak sosial. Dalam sebuah republik demokrasi, kontrak sosial atau perjanjian masyarakat ini diwujudkan dalam sebuah pemilihan umum. Melalui pemilihan umum, rakyat dapat memilih siapa yang menjadi wakilnya dalam proses penyaluran aspirasi yang selanjutnya menentukan masa depan sebuah negara. Perumusan Masalah Adapun rumusan masalah dari makalah ini antara lain: Apa pengertian dari demokrasi itu? Apa pengertian dari demokrasi Pancasila? Bagaimana perkembangan demokrasi di Indonesia? Bagaimana implementasi demokrasi Pancasila sebagai perwujudan kedaulatan rakyat di Era Reformasi? Tujuan Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah: Untuk mengetahui hakekat demokrasi Agar lebih menghayati demokrasi Pancasila Untuk mengetahui perkembangan demokrasi di Indonesia Agar dapat mengimplementasikan demokrasi Pancasila secara benar di Era Reformasi seperti sekarang ini. PEMBAHASAN A. Demokrasi 1. Pengertian Demokrasi Secara etimologis, istilah demokrasi berasal dari bahasa Yunani, “demos” berarti rakyat dan “kratos” atau “kratein” berarti kekuasaan. Konsep dasar demokrasi dberarti “rakyat berkuasa” (government of rule by the people). Istilah demokrasi secara singkat diartikan sebagai pemerintahan atau kekuasaan dari rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat. Demokrasi sebagai dasar hidup bernegara diartikan bahwa pada tingkat terakhir rakyat memberikan ketenytuan dalam masalah-masalah pokok mengenai kehidupannya termasuk dalam menentukan kehidupan rakyat. Jadi, Negara demokrasi adalah Negara yang diselenggarakan berdsarkan kehidupan dan kemauan rakyat. Demokrasi mempunyai arti penting bagi masyarakat yang menggunakannya, sebab dengan demokrasi, hak masyarakat untuk menentukan sendiri jalannya organisasi Negara dijamin. Oleh karena itu, istilah demokrasi selalu memberikan posisi penting bagi rakyat walaupun secara operasional implikasinnya di berbagai Negara tidak selalu sama. 2. Perkembangan Demokrasi Konsep demokrasi semula lahir dari pemikiran mengenai hubungan Negara dan hukum di Yunani Kuno dan dipraktekkan dalam kehidupan bernegara antara abad 4 SM- 6 M. pada waktu itu, dilihat dari pelaksanaannya, demokrasi yang dipraktekkan bersifat langsung( direct democracy), artinya hak rakyat untuk membuat keputusan- keputusan politik dijalankan secara langsung oleh seluruh warga Negara yang bertindak berdasarkan prosedur mayoritas. Di Yunani Kuno, demokrasi hanya berlaku untuk warga Negara yang resmi. Sedangkan penduduk yang terdiri dari budak, pedagang asing, perempuan dan anak-anak tidak dapat menikmati hak demokrasi. Gagasan demokrasi yunani Kuno lenyap Dunia Barat ketika bangsa Romawi dikalahkan oleh suku Eropa Barat dan Benua Eropa memasuki abad pertengahan (600-1400). Walaupun begitu, ada sesuatu yang penting yang menjadi tonggak baru berkenaan dengan demokrasi abad pertengahan, yaitu lahirnya Magna Charta. Dari piagam tersebut, ada dua prinsip dasar: Pertama, kekuasaan Raja harus dibatasi; Kedua, HAM lebih penting daripada kedaulatan Raja. Ada dua peristiwa penting yang mendorong timbulnya kembali “demokrasi” yang sempat tenggelam pada abad pertengahan, yaitu terjadinya Raissance dan Reformasi. Raissance adalah aliran yang menghidupkan kembali minat pada sastra dan budaya Yunani Kuno, dasarnya adalah kebebasan berpikir dan nertindak bagi manusia tanpa boleh ada orang lain yang membatasi dengan ikatan-ikatan. Sedangkan Reformasi yang terjadi adalah revolusi agama yang terjadi di Eropa Barat abad 16. Dari dua peristiwa penting di atas, Eropa kemudian masuk ke dalam Aufklarung (Abad Pemikiran) dan Rasionalisme yang mendorong mereka untuk memerdekakan pikiran dari batas-batas yang ditentukan gereja untuk mendasarkan pada pemikiran atau akal (rasio) yang pada gilirannya kebebasab berpikir ini menimbulkan lahirnya pikiran tentang kebebasan politik. Dua filsuf besar yaitu John Locke (Inggris) dan Montesquieu (Perancis) telah menyumbangkan gagasan mengenai pemerintahan demokrasi. Menurut John Locke (1632-1704), hak-hak poitik rakyat mencakup hak hidup, kebebasan dan hak memiliki (live, liberal, property). Sedangkan Montesquieu (1689-1955) menjamin hak-hak politik menurut “Trias Politika”, yaitu suatu system pemisahan kekuasaan dalam Negara ke dalam kekuasaan legislative, eksekutif, dan yudikatif yang masing-masing harus dipegang organisai sendiri yang merdeka. Akibat pemikiran tentang hak-hak politik rakyat dan pemisahan kekuasaan, muncullah kembali ide demokrasi. 3. Bentuk-Bentuk Demokrasi a. Demokrasi Perwakilan Liberal Prinsip demokrasi ini adalah kebebasan individu sebagai dasar fundamental dalam pelaksanaan demokrasi. Menurut Held (2004:10), demokrasi perwakilan liberal merupakan suatu pembaharuan kelembagaan pokok untuk mengatasi problema keseimbangan antara kekuasaan memaksa dan kebebasan. Rakyat harus diberikan jaminan atas kebebasan individu baik dalam kehidupan politik, ekonomi, social keagamaan. Konsekuensi dari system dan prinsip demokrasi ini adalah berkembangnya persaingan bebas terutama dalam kehidupan ekonomi sehingga mengakibatkan individu yang tidak mampu menghadapi persaingan tersebut akan tenggelam. Akibatnya, kekuasaan kapitalislah yang menguasai kehidupan Negara bahkan berbagai kebijakan dalam Negara. b. Demokrasi Satu Partai Demokrasi satu partai umumnya dilaksanakan di Negara-negara komunis, seperti Rusia, China, Vietnam. Menurut komunis, Negara post kapitalis tidak akan melahirkan kemiripan apapun dengan suatu rezim liberal yaitu rezim parlementer. Semua perwakilan atau agen akan dimasukkan kedalam lingkungan seperangkat institusi-institusi tunggal yang bertanggung jawab secara langsung. Partai revolusioner merupakan hal yang esensial karena partai tersebut merupakan instrument yang dapat menciptakan landasan bagi sosilisme dan komunisme. B. Demokrasi di Indonesia 1.Pengertian Demokrasi Menurut UUD 1945 a. Seminar Angkatan Darat II (Agustus 1966) Bidang Politik dan Konstitusional: Demokrasi Indonesia seperti dalam UUD 1945 berarti menegakkan kembali asas-asas Negara hokum dimana kepastian hokum dirasakan oleh segenap warga Negara, hak asasi manusia baik dalam aspek kolektif maupun dalam aspek perseorangan dijamin dan penyalahgunaan kekuasaan dapat dihindarkan secara institusional. Dalam rangka ini perlu diusahakn supaya lembaga-lembaga dan tata kerja Orde baru dilepaskan dari ikatan pribadi dan lebih diperlembagakan. Bidang Ekonomi Hakekat demokrasi Ekonomi sesuai UUD 1945 berarti kehidupan yang layak bagi semua warga Negara yang antara lain mencakup: - pengawasan oleh rakyat terhadap penggunaan kekayaan dan keuangan Negara. - Koperasi - Pengakuan atas hak milik perorangan dan kepastian hokum dalam penggunaannya. - Peranan pemerintah yang bersifat pembinaan, penunjuk jalan serta pelindung. b. Munas III Persahi: The Rule of Law (Desember 1966) Asas Negara hokum pancasila mengandung prinsip: Pengakuan dan perlindungan hak asasi yang mengandung persamaan dalam bidang politik, hokum, social, ekonomi, cultural dan pendidikan. Peradilan yang bebas dan tidak memihak, tidak terpengaruh oleh sesuatu kekuasaan lain. Jaminan kepastian hokum dalam semua persoalan. c. Simposium Hak Asasi Manusia (Juni 1967) Persoalan HAM dalam kehidupan kepartaian harus ditinjau dalam rangka keharusan untuk mencapai keseimbangan yang wajar diantara 3 hal: Adanya pemerintah yang mempunyai cukup kekuasaan dan kewibawaan. Adanya kebebasan yang sebesar-besarnya. Perlunya untuk membina suatu “rapidly expanding economy” (pengembangan ekonomi secara cepat). 2. Demokrasi Pancasila a. Pengertian Prof. Dardji Darmodiharjo, S.H. Demokrasi pancasila adalah Paham demokrasi yang bersumber pada kepribadian dan falsafah hidup bangsa Indonesia yang perwujudannya seperti dalam ketentuan-ketentuan seperti dalam pembukaan UUD 1945. Prof. dr. Drs.Notonagoro, S.H. Demokrasi pancasila adalah kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan yang berketuhanan Yang Maha Esa, yang berperikemanusiaan yang adil dan beradab, yang mempersatukan Indonesia dan yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Ensiklopedi Indonesia Demokrasi pancasila adalah kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan yang berketuhanan Yang Maha Esa, yang berperikemanusiaan yang adil dan beradab, yang mempersatukan Indonesia dan yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. b. Aspek-Aspek Demokrasi Pancasila Berdasarkan pengertian dan Pendapat tentang demokrasi Pancasila dapat dikemukakan aspek-aspek yang terkandung di dalamnya. Aspek Material Demokrasi Pancasila harus dijiwai dan diintegrasikan oleh sila-sila lainnya. Karena itulah, pengertian demokrasi pancasila tidak hanya merupakan demokrasi politik tetapi juga demokrasi ekonomi dan sosial . Aspek Formal Mempersoalkan proses dan cara rakyat menunjuk wakil-wakilnya dalam badan-badan perwakilan rakyat dan pemerintahan dan bagaimana mengatur permusyawaratan wakil-wakil rakyat secara bebas, terbuka, dan jujur untuk mencapai kesepakatan bersama. Aspek Normatif Mengungkapkan seperangkat norma atau kaidah yang membimbing dan menjadi kriteria pencapaian tujuan. Aspek Oktatif Mengetengahkan tujuan dan keinginan yang hendak dicapai. Aspek Organisasi Mempersoalkan organisasi sebagai wadah pelaksaan demokrasi pancasila di mana wadah tersebut harus cocok dengan tujuan yang hendak dicapai. Aspek kejiwaan Menjadi semangat para penyelenggara negara dan semangant para pemimpin pemerintah. c. Prinsip-Prinsip Demokrasi Pancasila Adapun Prinsip-prinsip Pancasila: Persamaan bagi seluruh rakyat Keseimbangan antara hak dan kewajiban Pelaksanaan kebebasan yang bertanggung jawab secara moral Tuhan yang maha Esa, diri sendiri, dan orang lain. Mewujudkan rasa keadilan social Pengambilan keputusan dengan musyawarah mufakat Mengutamakan persatuan nasional dan kekeluargaan Menjunjung tinggi tujuan dan cita-cita nasional 3. Perkembangan Demokrasi di Indonesia Dalam sejarah Negara Republik Indonesia, perkembangan demokrasi telah mengalami pasang surut. Masalah pokok yang dihadapi oleh bangsa Indonesia adalah bagaimana meningkatkan kehidupan ekonomi dan membangun kehidupan social dan politik yang demokratis dalam masyarakat. Masalah ini berkisar pada penyusunan suatu system politik dengan kepemimpinan cukup kuat untuk melaksanakan pembangunan ekonomi serta character and nation building dengan partisipasi rakyat sekaligus menihindarkan timbulnya dictator perorangan, partai atau militer. Perkembangan demokrasi di Indonesia dibagi dalam 4 periode: periode 1945-1959 (Masa Demokrasi Parlementer) Demokrasi parlementer menonjolkan peranan parlementer serta partai-partai. Akibatnya, persatuan yang digalang selama perjuangan melawan musuh bersama menjadi kendor dan tidak dapat dibina menjadi kekuatan konstruktif sesudah kemerdekaan. periode 1959-1965 (Masa Demokrasi Terpimpin) Demokrasi terpimpin ini telah m,enyimpang dari demokrasi konstitusional dan lebih menampilkan beberapa aspek dari demokrasi rakyat. Masa ini ditandai dengan dominasi presiden, terbatasnya peran partai politik, perkembangan pengaruh komunis dan peran ABRI sebagai unsure social-politik semakin meluas. periode 1966-1998 (Masa Demokrasi Pancasila Era Orde Baru) Demokrasi pancasila merupakan demokrasi konstitusional yang menonjolkan system presidensial. Landasan formal periode ini adalah pancasila, UUD 1945 dan Tap MPRS/MPR dalam rangka untuk meluruskan kembali penyelewengan terhadap UUD 1945 yang terjadi di masa Demokrasi Terpimpin, dalam perkembangannya, peran presiden semakin dominant terhadap lembaga-lembaga Negara yang lain. Melihat praktek demokrasi pada masa ini, nama pancasila hanya digunakan sebagai legitimasi politik penguasa saat itu sebab kenyataannya yang dilaksanakan tidaka sesuai dengan nilai-nilai pancasila. periode 1999- sekarang (Masa Demokrasi Pancasila Era Reformasi) Pada masa ini, peran partai politik kembali menonjol sehingga demokrasi dapat berkembang. Pelaksanaan demokrasi setelah Pemilu banyak kebijakan yang tidak mendasarkan pada kepentingan rakyat, melainkan lebih kea rah pembagian kekuasaan antara presiden dan partai politik dalam DPR. Dengan kata lain, model demokrasi era reformasi dewasa ini kurang mendasarkan pada keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia (walfare state) 4. Demokrasi Era Reformasi Dewasa ini, hamper seluruh warga di dunia mengklaim menjadi penganut paham demokrasi. Demokrasi dipraktekkan di seluruh dunia secara berbeda-beda dari satu Negara ke Negara lain. Dalam suatu Negara yang menganut system demokrasi, demokrasi harus berdasrkan pada suatu kedaulatan rakyat, artinya kekuasaan Negara itu dikelola oleh rakyat, dari rakyat dan untuk rakyat. Hakekat kekuasaan di tangan rakyat adalah menyangkut baik penyelenggaraan Negara maupun pemerintahan. Prinsip demokrasi dalam Negara Indonesia tercantum dalam suatu Pembukaan UUD 1945 alinea IV yang berbunyi: “….maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan Yang dipimpin oleh Hikmat kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia.” Selain tercantum dalam Pembukaan UUD 1945, prinsip demokrasi Indonesia juga tercantum dalam Pancasila sila keempat yang berbunyi:” Kerakyatan Yang dipimpin oleh Hikmat kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan.”] Dasar pelaksanaan demokrasi Indonesia secara eksplisit tercantum dalam UUD 1945 Pasal 1 ayat (2) yang berbunyi:”Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut UUD.” Selain itu, juga tercantum dalam Pasal UUD 1945 hasil amandemen dengan mewujudkan sisitempenentuan kekuasaan pemerintahan Negara secara langsung dalam memilih presiden dan wakil presiden Pasal 6A ayat (1). System demokrasi dalam penyelenggaraan Negara Indonesia diwujudkan dalam penentuan kekuasaan Negara yaitu dengan menentukan dan memisahkan tentang kekuasaan eksekutif pasal 4-16, legislative Pasal 19-22 dan yudikatif Pasal 24 UUD 1945. Struktur Pemerintahan Indonesia Berdasarkan UUD 1945: Demokrasi Indonesia Sebagaiman Dijabarkan dalam UUD 1945 Secara filosofis, demokrasi Indonesia mendasarkan pada rakyat sebagai asal mula kekuasaan Negara dan sebagai tujuan kekuasaan Negara. Rakyat merupakan penjelmaan sifat kodrat manusia sebagai makhluk individu dan makhluk social. Dalam sisitem kenegaraan, Supra Struktur Politik dan Infra Struktur Politik masing-masing saling mempengaruhi. Dalam sisitem demokrasi, mekanisme interaksi antara Supra Struktur Politik dapat dilihat dalam proses penentuan kebijaksanaan umum atau menetapkan keputusan politik. Keputusan politik itu merupakan input dari Infra Struktur Politik yang kemudian dijabarkan oleh Supra Struktur Politik. Penjabaran Demokrasi Menurut UUD 1945 dalam Sistem Ketatanegaraan Indonesia. Hal ini dapat ditemukan dalam konsep demokrasi sebagaiman terdapat dalam UUd 1945 sebagai “Staatsfundamentalnorm” yaitu “….suatu susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat…” (ayat 2). Selanjutnya, di dalam penjelasan UUD 1945 tentang sisitem pemerintahan Negara III dijelaskan “Kedaulatan rakyat….” Jadi, system demokrasi Indonesia sebagaimana tercanrum dalam UUD 1945 hanya memuat dasar-dasar nya saja dan memungkinkan untuk senantiasa dilakukan reformasi sesuai dengan perkembangan kekuasaan Negara. PENUTUP A.Simpulan Demokrasi diartikan sebagai pemerintahan atau kekuasaan dri rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat. Istilah demokrasi ini memberikan posisi penting bagi rakyat sebab dengan demokrasi, hak-hak rakyat untuk menentukan sendiri jalannya organisasi Negara dijamin. Penerapan demokrasi di berbagai Negara di dunia memiliki ciri khas dan spesifikasi masing-masing, lazimnya sangat dipengaruhi oleh ciri khas masyarakat sebagai rakyat dalam suatu negara. Indonesia sendiri menganut demokrasi pancasila di mana demokrasi itu dijiwai dan diintegrasikan oleh nilai-nilai luhur Pancasila sehingga tidak dapat diselewengkan begitu saja. Implementasi demokrasi pancasila terlihat pada pesta demokrasi yang diselenggarakan tiap lima tahun sekali. Dengan diadakannya Pemilihan Umum baik legislatif maupun presiden dan wakil presiden terutama di era reformasi ini, aspirasi rakyat dan hak-hak politik rakyat dapat disalurkan secara langsung dan benar serta kedaulatan rakyat yang selama ini hanya ada dalam angan-angan akhirnya dapat terwujud. Daftar Pustaka Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta: PT. Gramedia - Dasar-Dasar Ilmu Tata Negara. Jakarta: Erlangga. - http://e-dukasi.net/ - http://id.wikipedia.org/ _ google

Senin, 12 Maret 2012

SEBERAPA PENTING MATA KULIAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN BAGI MAHASISWA

BAB 1 PENDAHULUAN. • LATAR BELAKANG. Kalau di tanya seberapa penting mata kuliah kewarganegaraan bagi mahasiswa?. Pendapat saya sangat penting, setiap jurusan maupun fakultas selalu mengajarkan pendidikan kewarganegaraan. Apalagi kita sebagai mahasiswa dan generasi muda penerus bangsa harus bisa menjadi warga negara yang baik bagi bangsa. Sebagai penghormatan kita pada para pejuang dahulu. Yang memperjuangkan kemerdekaan demi masa depan kita sebagai generasi mereka. • TUJUAN. Dengan adanya pendidikan kewarganegaraan diharapkan dapat menumbuhkan jiwa nasionalisme kita sebagai anak bangsa. Cinta tanah air bangsa, dapat menharumkan nama bangsa di kancah internasional. BAB 2 PEMBAHASAN. • ISI. Pancasila dan UUD1945 merupakan bagian dari pondasi utama dari berdirinya Indonesia sebagai suatu negara. Ingatkah Anda bahwa dalam sejarah Indonesia, salah satu hal penting yang di kerjakan oleh para pendiri negara sebagai bagian dari persiapan kemerdekaan Indonesia adalah membentuk dasar negara dan Undang-Undang Dasar. Tidak mungkin suatu negara dapat berdiri dan bergerak maju tanpa memiliki dasar negara (Pancasila) dan UUD. Sebab keduanya menjadi pedoman yang memberi arah dan tujuan yang hendak diraih melalui pengelolaan negara. Jadi, siapapun yang memegang kekuasaan negara tidak boleh menyimpang dari amanat rakyat, dasar negara, dan UUD. Sebagai penganut ideologi terbuka, Pancasila senantiasa mampu berinteraksi secara dinamis. Nilai-nilai Pancasila tidak boleh berubah, namun pelaksanaannya harus kita sesuaikan dengan kebutuhan dan tantangan nyata yang akan kita hadapi dalam setiap kurun waktu. Namun demikian, faktor manusia baik penguasa maupun rakyatnya sangat menentukan dalam mengukur kemampuan sebuah ideoogi dalam menyelesaikan berbagai masalah. Sebaik apapun ideologi kalau tanpa didukung oleh sumber daya manusia yang baik, maka ideologi itu hanya menjadi angan-anganbelaka. Bagi bangsa Indonesia, yang dijadikan sebagai sumber nilai dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara adalah Pancasila. Hal ini berarti bahwa seluruh tatanan kehidupan masyarakat, bangsa dan negara menggunakan Pancasila sebagai dasar moral atau norma dan tolak ukur tentang baik buruk dan benar salahnya sikap, perbuatan dan tingkah laku sebagai bangsa Indonesia. Nilai-nilai Pancasila merupakan nilai intrinsikyang kebenarannya dapat dibuktikan secara objektif, serta mengandung kebenaran yang universal. Nilai-nilai Pancasila, merupakan kebenaran bagi bangsa indonesia karena telah teruji dalam sejarah dan dipersepsi sebagai nilai-nilai subjektif yang menjadi sumber kekuatan dan pedoman hidup seirama dengan proses adanya bangsa Indonesia yang dipengaruhi oleh dimensi waktu dan ruang. Nilai-nilai tersebut tampil sebagai norma dan moral kehidupan yang ditempa dan dimatangkan oleh pengalaman sejarah bangsa Indonesia untuk membentuk dirinya sebagai bangsa yang merdeka, berdaulat dalam wadah negara kesatuan Republik Indonesia yang diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945. Nilai-nilai Pancasila itu menjadi sumber inspirasi dan cita-cita untuk diwujudkan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dari penjelasan di atas, sangat jelas untuk di katakan bahwa Pendidikan kewarganegaraan merupakan mata kuliah yang wajib di ikuti bagi setiap mahasiswa yang sedang menjalankan pendidikan di bangku perkuliahan (perguruan tinggi). Dengan adanya mata kuliah ini diharapkan dapat menciptakan warga negara yang baik sebagai generasi penerus bangsa. dan dapat juga membangun rasa nasionalisme terhadap bangsa dan mengamalkan nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila pada kehidupan sehari-hari. BAB 3 PENUTUP. • KESIMPULAN. Dari penjelasan diatas, dapat saya simpulkan bahwa pendidikan kewarganegaraan sangat penting bagi mahasiswa. Pendidikan kewarganegaraan sangat penting dalam membangun sikap, pola pikir dan karakter, setiap warga negara yang akan menjadi jati diri bangsa. Sebagai media untuk menumbuhkan kesadaran,wawasan nusantara,rasa nasioanlisme ,dan cinta tanah air. Dapat memacu kesdaraan betapa pentingnya mempertahankan negara indonesia. Dan menjaga kerukunan antara warga negara. • SARAN. Menurut saya pelajaran kewarganegaraan ini memang harus di wajibkan bagi mahasiswa agar mahasiswa dapat mengerti lebih jelas dan paham tentang arti kewarganegaraan. Dan nilai-nilai yang ada dalam pancasila harus di amalkan di kehidupan kita sehari-hari,agar kita sebagai warga negara dapat membangun bangsa ini menjadi bangsa yang lebih baik dari sekarang. • DAFTAR PUSTAKA. Budiyanto, Pendidikan Kewarganegaraan, Jakarta, Erlangga, 2005. Srijanti, A. Rahman H.I., Purwanto S.K. (2006). Etika Berwarga Negara. Jakarta: Salemba Empat Sumarsono, S [et al]. Pendidikan kewarganegaraan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2000. Hlm. 1—7