Rabu, 12 Januari 2011

BERBUAT ZALIM

Di bawah naungan wasiat

Salah satu wasiat yang baik serta berkah dari kekasih pilihan ini, meskipun kalimatnya sedikit, tetapi ia mencakup sesuatu yang penting serta sarat makna dan nilai yang tinggi dalam kehidupan manusia. Wasiat ini merupakan salah satu dari jawami’ul kalimnya Rasulullah.
Rasulullah memulai wasiatnya tersebut dengan ucapan. ‘ittaqu’, yang artinya: Jauhilah dan Waspadailah. Sementara kata, “At-Takwa” berasal dari kata “Al-Wiqayah”(penjagaan). Yakni jadikanlah antara diri kalian dan kezaliman suatu penjagaan dan penghalang.
Di dalam riwayat lain di sebutkan: “Jauhilah kezaliman, karena kezaliman itu adalah kegelapan.”
Kemudian beliau menggunakan tawkid (penekanan) setelah tahdzir (peringatan) untuk memberikan tekanan pada perintah untuk memberikan tekanan pada perintah untuk menjauh dari kezaliman. Sebab, kezaliman itu ialah kegelapan pada hari kiamat.
Kezaliman meliputi dua kemaksiatan:
1. Mengambil harta orang lain tanpa hak.
2. Memusuhi Allah dengan Menyelisih-Nya. Kemaksiatan jenis ini lebih besar dari sebelumnya.

DEFINISI ZALIM
Zalim ialah menempatkan sesuatu tidak pada tempatnya. Zalim juga berarti berpaling dari tujuan. Zalim mempunyai banyak bentuk. Antara lain:
1. KeZaliman antara manusia dengan penciptanya. Bentuk paling besar dari keZaliman ini ialah Syirik kepada Allah dan nifak.
2. KeZaliman antara sesama makhluk.
3. KeZaliman manusia terhadap dirinya sendiri.

AKIBAT ORANG-ORANG YANG ZALIM
Kalau anda memperhatikan ayat-ayat AL-QUR’AN dan mentadaburinya, anda akan mendapati bahwa orang-orang Zalim memiliki akibat yang sangat buruk. Orang yang Zalim tersebut akan dihukum dengan dua hukuman, hukuman di dunia dan di akhirat.
1. Hukum di dunia
Hukuman materi (inderawi).
Allah akan menghancurkan rumah-rumah orang yang zalim, memusnahkan harta mereka, mencabut berkah dari mereka, dan memutuskan rezeki atas mereka.
Hukuman maknawi.
Di antara hukuman bagi orang-orang zalim ialah bahwa Allah tidak mencintai mereka. Maka jauhilah tindak keZaliman dan waspadalah terhadap doanya orang yang terzalimi. Sebab, tidak ada penghalang antara doa yang terzalimi dan Allah.


SUMBER: BUKU WASIAT RASUL BUAT LELAKI” MUHAMMAD KHALIL ITANI”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar